Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pemain di industri kecantikan mengakui tren penjualannya terus naik setelah masuk ke segmen muslim dengan menyematkan label halal ke produk-produknya.
Sekretaris Perusahaan Martina Berto Muhammad Shabri Hasan menjelaskan setelah Martha Tilaar menjajaki pasar muslim dengan memberi produk-produk berlabel halal, ada kenaikan yang dirasakan ke penjualan perusahaan.
Baca Juga: Modernland (MDLN) gaet empat bank syariah kembangkan lahan industri halal
"Bahwa ada kenaikan plus minus 5 sampai 10 persen, kita mendapatkan Jaminan Halal Grade A. Adapun untuk Martina Berto jaminan halal dari segi grade yang tertinggi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (17/11).
Kendati demikian, Shabri melihat saat ini halal bukan sesuatu yang sangat luar biasa lagi sebab hampir semua produk fast moving concumer goods (FMCG) wajib bersertifikasi halal. Apalagi dalam peraturan jika tidak mengurusi sertifikat halal berarti tidak bisa menempelkan label halal dan harus mencantumkan penjelasan non-halal.
Corporate Creative and Innovative Director Martina Berto, Kilala Tilaar menambahkan produk Martha Tilaar layak disematkan label halal karena produknya sudah mendapat sertifikat halal dari LPPOM MUI. "Artinya, produk-produk Martha Tilaar sudah melewati pemeriksaan menyeluruh seperti bahan baku, produk ruahan, sarana produksi," ujarnya.
Sertifikat Sistem Jaminan Halal sudah memiliki Martina Berto yang berlaku 3 Oktober 2018 yang berlaku hingga 3 Oktober 2022. Kilala menyatakan produk Martina Berto juga sudah pernah tiga kali berturut-turut mendapat status Sistem Jaminan Halal Grade A sejak 2012.
Baca Juga: Tingkatkan ekonomi syariah, BI dorong pembentukan holding pesantren
Kilala tidak menampik, masuknya produk Martha Tilaar ke pasar muslim karena melihat populasi konsumen Muslim sangat besar.
Adapun setelah label halal melekat pada produk-produk Martha Tilaar, Kilala bilang penjualan produk meningkat. Salah satunya karena konsumen semakin yakin selain produknya bermutu, juga memenuhi kebutuhan terhadap produk yang halal.
Begitu juga dengan brand Wardah di bawah naungan PT Paragon Technology & Innovation yang menjadi pionir industri kosmetik halal di Indonesia. Saat itu di 1995, Wardah sudah menjual produk halal saat belum ada kosmetik halal di pasaran.
Kendati demikian, empat tahun berselang tepatnya 1999 pabrik Wardah baru mendapat sertifikat halal MUI. Brand Manager Wardah Cosmetics Shabrina Salsabilla mengakui label halal yang disematkan ke produk Wardah sejak awal berbisnis hingga saat ini menopang penjualan.
Baca Juga: Percepatan sertifikasi halal bisa dongkrak ekspor Indonesia
"Tren penjualan terus naik, hal ini tentunya tidak hanya karena label halal tapi juga kualitas produk yang terus dijaga agar konsumen tenang," ujarnya.
Melihat tantangan pasar kosmetik yang semakin ketat karena brand kecantikan banyak yang bersertifikat halal, Shabrina menyatakan akan terus berinovasi dalam menghadirkan produk yang baik. Hal ini dilakukan agar Wardah tetap mempertahankan posisi sebagai market leader.
Selain gesit berjualan di Indonesia, Wardah juga tengah melihat potensi pasar muslim lainnya di negeri Jiran alias Malaysia untuk memperluas pangsa pasarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News