kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AMRT: Era digital membuat pola belanja konsumen berubah


Rabu, 26 September 2018 / 16:27 WIB
AMRT: Era digital membuat pola belanja konsumen berubah
ILUSTRASI. Ilustrasi Belanja Ritel ALFAMART AMRT


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menyampaikan bila saat ini konsumen mengalami perubahan pola belanja. Sekarang konsumen lebih pintar dalam berbelanja, hal ini terjadi dalam beberapa tahun terakhir dengan mulai berkembangnya teknologi informasi dan gaya hidup yang semakin efisien.

Ryan Alfons Kaloh, Direktur Marketing AMRT menyampaikan bahwa dengan adanya pelemahan dan destruktif digital membuat konsumen lebih pintar atau istilahnya smart shopper. Habit ini membuat konsumen melakukan perbandingan barang atau produk yang dibeli dengan harga jual di channel digital.

“Smart shopper itu kalau sekarang dia mau berbelanja itu tinggal dibandingin, buka e-commerce kalau untungnya kegedean (tidak mau). Walaupun di online stoknya (terbatas) cuma lima itu mereka tidak peduli,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (26/9).

Selain itu, dalam berbelanja pelanggan juga lebih rasional dan menyesuaikan dengan kebutuhan sehingga tidak ada loyalitas terhadap brand tertentu. Hal ini karena mereka menyesuaikan budget dengan produk yang harus dibeli, sehingga konsumen lebih pintar.

“Di satu sisi orang lebih rasional dengan daya beli saat ini, mereka mulai kurangi size dari besar ke kecil. Ada juga tren perpindahan dari brand tertentu, ini menyiasati disposible income yang bermasalah 2 tahun ini, saya pikir lama-lama konsumen lebih pintar,” lanjutnya.

Apalagi dengan era non tunai saat ini dengan banyak sekali penawaran diskon, konsumen akan berhitung lebih menguntungkan mana berbelanja dengan tunai atau non tunai. Oleh karena itu dirinya mengatakan pebisnis di segmen ritel dan industri harus siap berharapan dengan pelanggan yang semakin pintar.

“Kalau dulu (produsen) kan nutup akses soal harga barangnya berapa, sekarang ini kan mereka jual juga di online, kalau mereka jual segitu kami mau jual berapa sehingga perlu hitung ulang lagi harga yang tepat untuk konsumen,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×