kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anak usaha Intiland Development (DILD) jalin kerja sama dengan Mediapura Digital


Senin, 23 September 2019 / 20:38 WIB
Anak usaha Intiland Development (DILD) jalin kerja sama dengan Mediapura Digital
ILUSTRASI. Kerjasama PT Intiland Development Tbk dan Mediapura


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - TANGERANG. PT Intiland Development Tbk (DILD), menjalin kerja sama dengan PT Mediapura Digital Nusantara melalui salah satu anak usahanya. Dalam kerja sama dengan anak usaha DILD, Mediapura membawa merk dagangnya sendiri bernama The Aparian Mediapura.

Kerjasama keduanya terjalin untuk mengembangkan kawasan terpadu Aeropolis milik DILD, yang hanya berjarak 500 meter dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, selain kerjasama jasa pengelolaan dan penyewaan unit-unit apartemen Aeropolis.

"Alasan kami bekerjasama dengan Aparian karena kami menilai, sebagai perusahaan rintisan, Aparian secara operasional cukup bagus. Mereka memberi investor dan konsumen pilihan yang variatif serta keuntungan derivatif," ujar Direktur Proyek Aeropolis, Totonase Lafe kepada media dalam penandatangan kerjasama, Senin (23/9).

Baca Juga: Ini proyek andalan Intiland Development (DILD) untuk kejar marketing sales

Rencananya, pihak Aeropolis sebagai developer properti akan fokus pada perencanaan dan pembangunan kawasan apartemen, sedangkan Mediapura bertanggung jawab dalam manajemen properti dan jaringan penasaran penyewaan apartemen.

Totonase melanjutkan, pihaknya ingin menjalankan model bisnis apartel atau apartemen hotel bersama Mediapura. Setelah investor membeli unit apartemen yang dibanderol Rp 210 juta, Mediapura akan membantu investor mencari konsumen yang menginap.

Mediapura sendiri juga bekerjasama dengan online travel agent untuk menyebarkan promosi kepada calon konsumen.

Baca Juga: Sewa properti semakin mudah lewat aplikasi

"Kami lihat potensi okupansi hotel cukup baik. Jika merujuk pada pengelolaan hotel budget, sebab kami lihat ini seperti pengelolaan hotel bintang dua, itu berpotensi mendulang okupansi mencapai 80%. Jadi di sisi lain, kami memang mengincar konsumen investor yang membeli unit kamar tapi tidak untuk didiami," lanjut Totonase.

Totonase menyebut target tamu yang dibidik adalah pekerja bandara yang diestimasi Totonase berjumlah 12.000 orang. Sementara untuk sewa per malam, Totonase membanderol harga minimal sebesar Rp 200.000 per malam.

Pihaknya juga mengestimasi nilai kapital bisa mencapai nilai Rp 3 triliun jika pembangunan dan proses pemasaran berjalan lancar. Sebagai catatan, Aeropolis dibangun di atas lahan seluas 105 hektar dan investasi senilai Rp 1,3 triliun dari DILD.

Baca Juga: Pengembang Properti Berharap Mencapai Target Akhir Tahun

Pembangunan Aeropolis sendiri, telah menyelesaikan tahap 1 dengan 12 menaranya. Dalam perencanaan, DILD akan membangun total 25 tower di pihak kedua. Sementara saat ini, kawasan tersebut sudah dibangun 12 tower. DILD akan memasuki pembangunan tahap 2 paling lambat November mendatang.

Sementara itu, Totonase tidak membuka jelas target keterisian dan marketing sales sampai akhir tahun. Namun pihaknya optimis dapat menjual 4.000 lebih unit sampai akhir tahun. "Pembangunan tower 2 lebih agresif tahun depan. Sementara saat ini fokus mengolah lahan seluas 35 hektar dari 105 hektar dulu," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×