Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Komposisi sampah di TPA Rawa Kucing ini terdiri dari sampah berbasis kayu (Wood Chips), sampah pasar (tradisional/induk) dan sampah perkotaan/rumah tangga (Municipal Solid Waste/ MSW).
IP bersama Pemkot Tangerang akan melakukan uji coba pertama dengan beberapa variasi komposisi campuran sampah untuk memperoleh pellet Solid Recovered Fuel (SRF) atau Refused Derived Fuel (rdf) terbaik. Pemanfaatan ini diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan sampah di Kota Tangerang.
Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Ikhsan Asaad mengatakan bahwa program co-firing ini akan terus dievaluasi, sebab program ini merupakan jalan yang baik untuk keluar dari permasalahan sampah dan juga untuk mendorong Renewable Energy.
Baca Juga: Pemkot Tangerang dan Indonesia Power teken kerja sama cofiring PLTU
“Saat ini pellet masih dihargai senilai 85 % dari harga batubara. Tetapi ini akan kami evaluasi ke depan. Hal ini seiring dengan semangat kita mendorong percepatan peningkatan penggunaan EBT, karena ini sampahnya diolah menjadi pelet biomassa untuk mensubstitusi batubara sebagai bahan bakar PLTU,” jelas Ikhsan.
Wali Kota Tangerang, Arief R. Wismansyah menyampaikan apresiasinya kepada PLN dan IP yang telah membantu memecahkan permasalahan sampah di Kota Tangerang.
Ia bilang, Pemkot Tangerang akan melakukan pengembangan kelompok masyarakat (community development) dan memfasilitasi komersialisasi pasokan bahan bakar jumputan padat.
“Mudah-mudahan dengan penelitian dan ujicoba ini dan kalo kita lihat hasilnya yang sudah terbukti menjadi RDF yang dapat digunakan sebagai pengganti batubara namun kajian ini akan terus kita kembangkan,” tutur Arief.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News