Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arus masuk importasi ayam dari Brasil diprediksi meningkat pasca kekalahan Indonesia atas gugatan Brasil di Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement Body) World Trade Organization (WTO). Meski demikian, PT Malindo Feedmill Tbk mengaku tidak khawatir soal potensi ancaman tersebut.
Corporate Secretary PT Malindo Feedmill Tbk Andre Andreas Hendjana menilai arus importasi ayam dari Brasil belum tentu memiliki dampak yang signifikan bagi produsen ayam dalam negeri.
Menurut Andre, besar atau tidaknya dampak yang ditimbulkan sangat bergantung dari kemampuan produk-produk ayam dalam negeri untuk bersaing dengan produk ayam dari Brasil. Kemampuan ini dapat dilihat dalam dua aspek, yakni harga dan kualitas produk.
Untuk harga, Andre menilai bahwa perbandingan antara produk ayam dalam negeri dengan ayam impor yang berasal dari Brasil belum bisa diketahui karena belum ada informasi yang jelas soal berapa harga jual dari produk ayam Brasil pada nantinya.
Baca Juga: Ancaman impor ayam Brasil mengintai, begini tanggapan pengusaha
Untuk itu, Andre mengatakan pihaknya akan membiarkan skema pasar yang ada untuk menentukan alur persaingan yang ada dari segi harga.
“Masalah harga nanti akan tercipta adjust secara otomatis, menyesuaikan saja antara penawaran dan permintaan,” ujar Andre kepada Kontan.co.id Sabtu (9/8).
Sementara itu dari segi kualitas, Andre menilai bahwa terdapat banyak faktor selain harga yang bisa mempengaruhi iklim persaingan di antara produk ayam dalam negeri dengan ayam impor dari Brasil.
“Contohnya masyarakat Indonesia lebih suka ayam fresh dibanding frozen,” jelas Andre kepada Kontan.co.id Minggu (10/8).
Baca Juga: Malindo Feedmill (MAIN) bukukan kenaikan pendapatan 26%, begini rekomendasi analis
Di samping itu, Andre menyataka PT Malindo Feedmill Tbk akan terus menjaga kualitas produk agar mampu bersaing di pasaran.
Dengan sejumlah alasan ini, Andre mengatakan pihaknya tidak merasa khawatir atas potensi ancaman yang berasal dari importasi ayam Brasil.
Selain itu, Andre juga menyatakan PT Malindo Feedmill Tbk yakin bahwa pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi industri peternakan lokal.
Untuk diketahui, PT Malindo Feedmill Tbk sebelumnya telah mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebanyak 26% secara tahunan dari sebesar Rp 3,07 triliun di semester I-2018 menjadi Rp 3,87 triliun di semester I-2019.
Sebagian besar kontribusi dalam total pendapatan tersebut diperoleh dari penjualan pakan, yakni sebesar 65,41%. Selanjutnya, kontribusi pendapatan terbesar kedua diperoleh dari penjualan anak ayam/itik berusia satu hari sebesar 18,65%.
Adapun kontribusi penjualan ayam pedaging dalam total pendapatan yang diperoleh yakni sebesar 11,17%. Hal ini membuat penjualan ayam menjadi kontributor terbesar ketiga dalam total pendapatan yang diperoleh PT Malindo Feedmill Tbk.
Sementara itu, sebanyak 4,87% pendapatan sisanya diperoleh dari penjualan makanan olahan dan lain-lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News