Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Ancaman virus kuning masih menghantui jumlah produksi sayuran di dalam negeri hingga Lebaran nanti. Virus kuning itu muncul akibat cuaca dan menganggu hasil produksi sayuran di sentra produksi di Sumatra dan Jawa; seperti kentang, wortel, tomat termasuk juga cabai.
"Virus itu berkembang sejak bulan April dan dampaknya terasa sampai Agustus, bahkan sampai Lebaran mendatang," kata Ketua Dewan Hortikultura Nasional Benny A. Kusbini kepada KONTAN Online di Jakarta (5/8).
Benny mengaku, dampak dari virus tersebut membuat lahan pertanian berhenti produksi untuk menanam ulang lagi. "Produksi sayuran itu akan kembali normal pada bulan September," jelas Benny.
Bila produksi sayuran terganggu, maka akan memicu peningkatan harga. Nah, Benny memprediksi, kenaikan harga sayuran masih akan terjadi hingga bulan September 2010 mendatang karena umur sayuran yang ditanam saat ini masih muda dan belum bisa di panen menjelang lebaran.
“Harga akan terpengaruh karena suplainya terbatas dari sentra,” tambah Benny.
Asal tahu saja, penyakit virus kuning termasuk ganas, cepat menyebar dan sangat sulit dikendalikan. Virus ini mudah ditularkan oleh serangga vektor kutu kebul (Bemicia tabaci). Hingga saat ini, tidak ada pestisida yang dapat mengendalikan virus ini dan belum diketahui varietas yang tahan banting terhadap virus ini.
Bila tidak dilakukan lengkah-langkah pengendalian yang konkret di lapangan, dikhawatirkan menjadi ancaman serius terhadap penurunan produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News