Reporter: Aprillia Ika |
JAKARTA. Importir umum sepeda menyambut dingin ancang-ancang pemerintah untuk mengeluarkan aturan pengetatan impor sepeda. Pasalnya, kebijakan tersebut bakal berlaku untuk semua importir umum sepeda, tak hanya untuk importir sepeda China.
Dikhawatirkan, harga sepeda non China yang masuk Indonesia akan menjadi mahal sehingga peminatnya menurun. Padahal, jumlah importir umum sepeda non China jumlahnya tidak banyak.
Sebelumnya, Pemerintah sudah mengetatkan impor produk-produk konsumsi seperti garmen, alas kaki, mainan anak, elektronik, dan makanan minuman dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 44/2008 yang terbit bulan Oktober silam.
"Pengetatan impor sepeda bertujuan untuk mengangkat sepeda lokal, efek buruknya, sepeda lokal jadi tidak bersaing secara harga dan mutu," ujar Sacha Vandiest, agen reseller sepeda lipat merek Dahon dari Taiwan di bilangan Tebet (16/12).
Sacha juga khawatir, dengan diberlakukannya pengetatan impor sepeda maka transfer teknologi dari luar bakal terhambat.
"Untuk sepeda lipat saja, belum banyak negara yang bisa bikin. China bisa bikin tapi kualitasnya jelek sekali dan membahayakan kalau dipakai," ujarnya.
Lantas, Sacha juga bilang, bahwa pengetatan kali ini hanya akan membuat keuntungan pihak-pihak tertentu saja. Serta, bakalan menambah panjang daftar penyelundupan.
"Pemerintah tidak konsisten, kenapa melarang impor kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda. Padahal mereka juga sedang menggalakkan anti global warming," keluhnya.
Selain itu, Sacha melihat minat masyarakat terhadap sepeda, khususnya sepeda lipat yang sangat praktis makin meningkat saban tahun. Jika tahun 2007 tokonya hanya bisa jual 12 unit Dahon, maka tahun ini ada 60 Dahon yang terjual.
"Kalau nanti benar-benar diperketat, kami akan mengerem laju impor dan berhitung harga dulu," pungkas Sacha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News