Reporter: Dimas Andi | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pemerintah yang memangkas anggaran sejumlah kementerian/lembaga berpotensi mempengaruhi kelangsungan bisnis otomotif pada 2025. Maklum, institusi pemerintahan yang terdampak efisiensi anggaran harus lebih cermat dalam membelanjakan dana untuk pembelian kendaraan operasional atau dinas.
Seperti diketahui, belum lama ini Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dan Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025. Lewat instruksi ini, pemerintah menargetkan penghematan sebanyak Rp 50,5 triliun dana transfer ke daerah (TKD), sehingga APBN ditargetkan mengalami efisiensi Rp 306,6 triliun.
Inpres ini kemudian direspons dengan terbitnya Surat Menteri Keuangan No. S-37/MK.02/2025 yang mana menteri dan kepala lembaga diminta mengidentifikasi efisiensi anggaran masing-masing dan membahasnya dengan mitra komisi di DPR.
Ada kekhawatiran bahwa efisiensi ini akan membuat permintaan kendaraan dinas atau operasional K/L menyusut. Salah satu merek yang modelnya identik dengan kendaraan pejabat tinggi K/L, Mercedes-Benz mengaku biasa menjual mobil untuk pelanggan pemerintah kurang dari 50 unit dalam setahun.
Sales & Marketing Director PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto menilai, kebijakan efisiensi tersebut kemungkinan tidak begitu berdampak bagi penjualan Mercedes-Benz secara keseluruhan di Indonesia. Namun, pihaknya tetap mencermati dinamika pasar, mengingat sekarang K/L pasti akan lebih hati-hati dalam belanja kendaraan operasional.
Baca Juga: Ada Efisiensi, Anggaran Kemendagri Dipotong Rp 2,57 triliun
Strategi Mercedes-Benz nantinya adalah fokus pada penjualan mobil entry level dengan harga yang lebih ekonomis. "Dengan begitu, kami bisa menyesuaikan dengan anggaran yang ada dari pelanggan pemerintah," ujar dia, Rabu (5/2).
Sementara itu, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) menilai, adanya efisiensi anggaran K/L membuat permintaan kendaraan operasional dan dinas untuk pemerintah mengalami penurunan pada 2025. Walau begitu, Isuzu tetap optimistis bisa mencuri peluang di K/L lain yang nilai pemangkasan anggarannya rendah sekaligus terus memonitor arah kebijakan pemerintah.
Secara umum, pelanggan pemerintah berkontribusi sekitar 8% dari total penjualan Isuzu di Tanah Air. "Model yang banyak dipesan adalah bus, kendaraan operasional/penumpang, dump truck, pick up, dan beberapa kendaraan khusus," imbuh Rian Erlangga, Division Head of Business Strategy IAMI, Rabu (5/2).
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menyatakan, pihaknya tetap mematok target penjualan mobil nasional 900.000 unit pada 2025 terlepas dari adanya kebijakan efisiensi anggaran K/L. "Karena jumlah merek yang aktif menjual kendaraan untuk pemerintah tidak banyak," tutur dia, Rabu (5/2).
Baca Juga: Pemerintah Ketatkan Ikat Pinggang, Babat Anggaran Hingga Rp 256 Triliun
Para produsen karoseri juga mewanti-wanti efek efisiensi anggaran K/L. Salah satu pemain karoseri, Delimajaya Group mengaku, kontribusi pemesanan karoseri dari pemerintah mencapai kisaran 60% dengan tipe karoseri kendaraan yang banyak dipesan yaitu kendaraan khusus atau taktis. Managing Director Delimajaya Group Winston Wiyanta bilang, pemotongan anggaran ini berpotensi membuat pendapatan Delimajaya dari segmen pelanggan pemerintah turun 5%--10% pada 2025.
Pihak Delimajaya akan berupaya meningkatkan penetrasi pembuatan karoseri kendaraan ke sektor swasta. "Kami harap pesanan dari sektor swasta bisa meminimalisir efek penurunan permintaan dari pemerintah," terang dia, Rabu (5/2).
Senada Ketua Umum Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo) Jimmy Tenasius berpendapat, industri pertambangan dan perkebunan berpotensi tumbuh positif tahun ini, sehingga ada kemungkinan permintaan karoseri untuk kendaraan operasional perusahaan-perusahaan swasta dari dua sektor ini meningkat. Hal ini bakal coba dimaksimalkan oleh para produsen karoseri nasional untuk menanggulangi penurunan permintaan dari pemerintah.
"Efisiensi anggaran di K/L tentu akan berpengaruh ke industri karoseri meski tidak terlalu banyak," pungkas dia, Rabu (5/2).
Baca Juga: Kinerja Ekspor Mobil Nasional Melambat, Ini Sebabnya
Selanjutnya: Sentimen Beragam, Simak Prospek Kinerja Ciputra Development (CTRA) di Tahun 2025
Menarik Dibaca: Cara Pengajuan KUR BRI 2025 dan Syarat Memperolehnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News