kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anggarkan US$ 6 juta untuk eksplorasi, Vale tunggu detail dana ketahanan cadangan


Jumat, 18 September 2020 / 15:19 WIB
Anggarkan US$ 6 juta untuk eksplorasi, Vale tunggu detail dana ketahanan cadangan
ILUSTRASI. Aktivitas alat berat di lokasi penambangan NIKEL milik VALE Indonesia, dahulu PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/10/06/07


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyadari investasi dan aktivitas eksplorasi pertambangan mineral dan batubara (minerba) masih terbilang rendah. Ada sejumlah kebijakan yang akan diterbitkan pemerintah sebagai strategi menggenjot eksplorasi, diantaranya melalui kewajiban eksplorasi lanjutan dan Dana Ketahanan Cadangan (DKC) minerba.

Perusahaan tambang pun masih menunggu detail aturan tersebut, yang telah diregulasi melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 alias UU Minerba, dan akan diatur lebih rinci pada Peraturan Pemerintah (PP) sebagai aturan pelaksanaan UU Minerba, beserta aturan turunannya.

Chief Financial Officer PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Bernardus Irmanto berpandangan bahwa kewajiban eksplorasi memang penting, tidak hanya bagi negara, tapi juga penting bagi perusahaan untuk mendukung pengembangan usaha jangka panjangnya. Sebab, perusahaan memerlukan data-data geologi terkait sebaran mineral dengan kualitasnya, untuk memastikan operasional perusahaan bisa berlangsung dalam waktu yang ditetapkan dan rencana pengembangan bisa dilakukan.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) menambah kepemilikan saham di anak usaha

"Jangan sampai perusahaan tambang kehilangan ore body di tengah jalan, atau investasi menjadi tidak menghasilkan return yang diharapkan karena ore yang didapatkan tidak sesuai dengan asumsi dalam pengembangan rencana bisnis," ungkap Bernardus kepada Kontan.co.id, Jum'at (18/9).

Kata dia, INCO melakukan eksplorasi setiap tahun untuk mendukung kegiatan produksi maupun memastikan kecukupan dan kualitas sumber daya serta cadangannya. "Itu diperlukan untuk mendukung proyek penambangan," sambung Bernardus.

Dia mengklaim, pengalokasian dana atau budget untuk kegiatan eksplorasi bukan lah hal yang baru bagi INCO. Bernardus mengatakan, perusahaan nikel yang 20% sahamnya diakuisisi oleh holding pertambangan BUMN MIND ID ini telah memiliki rencana eksplorasi dan mencadangkan dana yang cukup untuk kegiatan eksplorasi. Adapun, budget eksplorasi sudah masuk dalam proposal Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) setiap tahunnya. 

Untuk tahun 2020 ini, Bernardus menyampaikan bahwa pihaknya mengalokasikan dana sekitar US$ 6 juta untuk keperluan eksplorasi. "Vale telah mencadangkan budget untuk mendukung rencana eksplorasi. Anggaran biaya sekitar US$ 6 juta," sebutnya.

Baca Juga: Pengaturan nuklir masih jadi perdebatan, RUU EBT atau RUU ET?

Kendati begitu, Bernardus masih enggan untuk memberikan komentar lebih jauh mengenai Dana Ketahanan Cadangan (DKC) yang akan diwajibkan oleh pemerintah. Yang jelas, Bernardus mengatakan bahwa pihaknya tidak melihat kewajiban eksplorasi tersebut sebagai beban bagi perusahaan.

"Kami perlu mempelajari lebih lanjut tentang DKC ini. Tapi Vale tidak melihat eksplorasi sebagai beban, karena memang sangat penting untuk menunjang keberlanjutan usaha," pungkas Bernardus.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×