kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Angkasa Pura bidik pendapatan 2018 tumbuh 16% dari Rp 7,1 triliun


Jumat, 02 Februari 2018 / 19:11 WIB
Angkasa Pura bidik pendapatan 2018 tumbuh 16% dari Rp 7,1 triliun
ILUSTRASI. PT Angkasa Pura I


Reporter: Fahriyadi | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Angkasa Pura I (AP I) (Persero) mencatat laba bersih (unaudited) sebesar Rp 1,4 triliun sepanjang 2017. Pencapaian tersebut tumbuh 23% jika dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 1,1 triliun.

Selain itu, perusahaan pengelola 13 bandara di kawasan tengah hingga timur Indonesia ini berhasil membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 7,1 triliun atau meningkat 17% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 6,1 triliun.

Dari pendapatan operasional tersebut, sebesar Rp 4,2 triliun berasal dari bisnis aeronautika yang meliputi Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), layanan aviobridge, check-in counter, dan layanan baggage handling system.

Sisanya Rp 2,9 triliun berasal dari bisnis non-aeronautika yang meliputi sewa ruang, konsesi, reklame, parkir, peron, lounge, event promotion, dan lainnya. “Peningkatan pendapatan tersebut sejalan dengan pertumbuhan penumpang, pesawat, dan kargo, seiring dengan upaya perusahaan menginisiasi program pengembangan destinasi wisata Collaborative Destination Development (CDD) yang berkerja sama dengan pemerintah daerah,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/2).

Selama 2017, PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat peningkatan trafik pesawat sebesar 3,5% dari 764.531 pergerakan pada 2016 menjadi 791.496 pergerakan pada 2017. Sementara itu trafik penumpang tumbuh 6% dari 84,7 juta orang pada 2016 menjadi 89,7 juta orang pada 2017. Begitu juga kargo tumbuh 11,4% dari 362 juta kg pada 2016 menjadi 403 juta kg pada 2017.

“Perusahaan telah menggelontorkan dana investasi tahun 2017 sebesar Rp 4,6 triliun yang terdiri dari Rp 2,3 triliun untuk pengembangan bandara dan Rp 2,3 triliun untuk investasi bidang keselamatan dan pelayanan,” kata Faik.

Tahun lalu AP I berhasil mengurangi jumlah bandara yang merugi yaitu 5 bandara di tahun 2016 menjadi 3 bandara di 2017. Ketiga bandara tersebut yaitu bandara yang memang jumlahnya penumpang di bawah 2 juta orang per tahun seperti Bandara El Tari Kupang, Bandara Pattimura Ambon, dan Bandara Frans Kaisiepo Biak.

Target pendapatan 2018

Adapun di tahun 2018, PT Angkasa Pura I (Persero) menargetkan pendapatan sebesar Rp 8,7 triliun atau meningkat 16% dari realisasi pendapatan 2017 (unaudited) sebesar Rp 7,5 triliun. Target pendapatan ini salah satunya didukung oleh mulai beroperasinya terminal baru Bandara Ahmad Yani Semarang pada Maret 2018. 

Di tahun 2018 ini pihaknya juga akan memfokuskan diri dalam peningkatan kualitas layanan di 13 bandara seperti inovasi pelayanan di terminal, penerapan smart airport, digitalisasi proses bisnis perusahaan, dan percepatan pembangunan tiga bandara yang termasuk dalam proyek strategis nasional, yaitu Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Bandara Ahmad Yani Semarang, dan Bandara Bandara Internasional Baru Yogyakarta.

Selain itu, AP I juga berharap dapat segera mengelola enam bandara yang selama ini dikelola oleh Kementerian Perhubungan (Unit Pelaksana Bandar Udara) yaitu Bandara Komodo Labuan Bajo, Bandara Sentani Jayapura, Bandara Juwata Tarakan, Bandara Syukuran Aminudin Amir Luwuk, Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, dan Bandara Samarinda Baru.

Pada Maret 2018, ditargetkan terminal baru Bandara Ahmad Yani Semarang dapat mulai beroperasi. Hal ini sebagai upaya untuk mengatasi lack of capacity beberapa bandara sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna jasa bandara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×