Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
Staging pertama adalah dengan melakukan kerjasama di bandara Kuwait terminal 4 dan mulai berpartisipasi di tahun ini. "Jadi ada SDM AP 1 yang mengoperasikan bandara di Kuwait. Ini suatu terobosan baru. Biasanya dibantu bandara lain sekarang kita yang membantu," kata faik.
Untuk pengelolaan di Kuwait rencananya AP I mendapatkan hak kelola safety & security, dan akan mulai dilakukan persiapannya tahun ini dan akan berlangsung sepanjang kerja sama.
Baca Juga: Bandara Djuanda dan Hang Nadim siap berangkatkan jamaah haji kloter pertama
"Mengenai porsi kebutuhan investasi secara nominal belum kita tetapkan karena kita belum tau pengembangan yg dipentingkan tapi kembali lagi porsi menyesuaikan saham yg disepakati AP I 50%, Incheon 30%, Wika 19%," katanya.
Faik menjelaskan, kuwait adalah salah satu tahapan pertama. AP I akan terbuka dengan pengembangan bandara lain seperti bandara bersama di Saudi Arabia, dan Filipina. Jadi akan ada banyak kerja sama antara Incheon dan AP I.
Mengenai Hang Nadiem, AP I mempertimbangkan posisi strategis Incheon. "karena bagaimanapun juga untuk mengembangkan Batam perlu berkompetisi dengan Singapura dan sebagainya. Kita perlu menyediakan strategi yang bagus," kata Faik.
AP I percaya diri dengan kerja samanya dengan Incheon dan Wika, apabila mendapatkan hak kelola Hang Nadiem berstandar Internasional.
Baca Juga: Penerbangan pertama embarkasi Batam, Terbangkan 450 calon Jamaah haji
"Jadi fokusnya selain kargo penumbuhan tingkat passenger, kita tau kargo dari korea juga besar masuk ke Indonesia. Pengalaman Incheon menjadi salah satu pertimbangan mengembangkan di Hang Nadiem," pungkasnya.
Mengenai AP I menggandeng Incheon, Faik menyebut Incheon merupakan salah satu pengelola bandara yg terbaik dunia dan diharapkan dengan kerjasama dengan Incheon Airport, AP I bisa memiliki pengelola bandara dengan reputasi nomor satu dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News