kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AP I akan gunakan listrik energi surya di bandara


Kamis, 10 Oktober 2013 / 09:35 WIB
AP I akan gunakan listrik energi surya di bandara
ILUSTRASI. Ada usulan agar pajak kendaraan dihapus dan dialihkan ketika pemilik kendaraan membeli bahan bakar minyak (BBM). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Angkasa Pura I (Persero) akan mulai mengembangkan pemanfaatan energi surya di bandara-bandara yang dikelolanya, yang dimulai dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Untuk mewujudkan rencana itu, Angkasa Pura I melalui anak perusahaannya, yaitu PT Angkasa Pura Supports, menggandeng Sintesa Group dan SunEdison.

“Bagi Angkasa Pura I, mewujudkan bandara yang ramah lingkungan adalah hal yang penting. Kerja sama ini adalah awal yang baik dan sebuah tindakan nyata untuk menunjukkan keseriusan kami dalam mewujudkan eco-airport," ujar Corporate Secretary Angkasa Pura I Farid Indra Nugraha.

Menurut Farid, Pemerintah RI melalui Kementerian Perhubungan telah menginstruksikan para pengelola bandara di Indonesia untuk segera menerapkan konsep bandara ramah lingkungan bagi bandara-bandara internasional yang dikelolanya.

Penerapan konsep ini diharapkan mampu mengurangi emisi karbon dioksida dari sektor penerbangan yang sejauh ini berkontribusi 2% terhadap perubahan iklim.

Sementara itu, CEO Sintesa Group Shinta Widjaja Kamdani menjelaskan, kerja sama yang dilakukan ini mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan komitmen Sintesa Group dalam mendukung Angkasa Pura I mewujudkan eco-airport di Indonesia.

“Kami sangat concern dalam hal green energy. Untuk itu, dalam pengembangkan proyek ini, Sintesa Group menggandeng SunEdison, perusahaan publik yang berpusat di Amerika Serikat dan telah terdaftar di NYSE,” ujar Shinta.

Sementara itu, Managing Director SunEdison Pashupathy Gopalan menjelaskan, proyek ini adalah yang pertama kali di Indonesia. Perseroan mengklaim telah memiliki pengalaman dalam mengembangkan proyek serupa di bandara-bandara yang memiliki standar internasional dengan persyaratan dan sertifikasi yang ketat dari lembaga aviasi internasional.

"Proyek kami yang terbaru adalah di Kuala Lumpur International Airport (KLIA), dengan kapasitas 15 MWe. Kami sangat optimistis dengan pengalaman dan keahlian yang kami miliki, dan berupaya memberikan yang terbaik untuk pengembangan pemanfaatan tenaga surya di bandara-bandara di Indonesia, khususnya di Bandara I Gusti Ngurah Rai ini,” jelas Gopalan. (Budi Prasetyo/Tribunnews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×