kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APBI: Virus corona bisa menimbulkan dampak beragam bagi industri batubara


Selasa, 11 Februari 2020 / 18:54 WIB
APBI: Virus corona bisa menimbulkan dampak beragam bagi industri batubara
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang,Sumatera Selatan, Rabu (15/1/2020). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi batubara nasional tahun 2020 dapat menembus angka 550 juta ton. ANTARA FOTO/No


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai, efek penyebaran virus Corona terhadap kondisi industri batubara belum benar-benar terlihat. Meski begitu, jika virus ini terus menyebar, maka akan menimbulkan dampak yang beragam bagi industri tambang batubara.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia menyampaikan, untuk saat ini perdagangan batubara di China memang berjalan lambat. Namun, hal tersebut bukan semata disebabkan oleh wabah virus Corona saja. Di saat yang sama, China baru saja melewati masa libur panjang tahun baru Imlek.

Baca Juga: Sudahkah virus corona berdampak pada industri batubara? Ini kata APBI

“Libur imlek di China pun akhirnya diperpanjang akibat dampak virus Corona, jadi aktivitas perdagangan sektor apapun di sana termasuk batubara sepi. Kondisinya persis seperti saat libur Lebaran,” ungkap dia, Selasa (11/2).

Secara umum, mencuatnya virus Corona bisa mengakibatkan perlambatan ekonomi China sehingga konsumsi batubara di sana mengalami penurunan. Alhasil, perusahaan-perusahaan batubara di Indonesia terancam kehilangan pangsa ekspornya di China.

Di sisi lain, peluang ekspor batubara ke China justru masih tetap terbuka. Sebab, wabah virus Corona membuat aktivitas pertambangan maupun distribusi batubara domestik China tersendat.

Kondisi tersebut memungkinkan China untuk memperbesar porsi impor batubara guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri, terutama untuk bahan bakar pembangkit-pembangkit listrik tenaga uap.

Baca Juga: Kementerian ESDM targetkan investasi sektor tambang capai US$ 7,7 4 miliar di 2020

“Produksi batubara tahunan China biasanya 3 miliar ton lebih, kemudian ada kebutuhan impor mencapai 250 juta ton. Peluang bagi perusahaan Indonesia memasok kebutuhan batubara di sana masih terbuka,” jelas dia.

Terlepas dari itu, Hendra menekankan, kedua dampak virus Corona yang dijelaskan tadi baru bisa terlihat dalam beberapa waktu ke depan. Ini pun dengan catatan bahwa virus tersebut masih menyebar di berbagai negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×