Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung mengungkapkan bahwa program biodiesel B50 atau bauran solar dengan 50% minyak sawit justru akan mengantarkan Indonesia menjadi negara pengimpor crude palm oil (CPO).
"Di saat pemerintah sibuk dengan B35-B40, kita akan kekurangan CPO dan akan menjadi salah satu negara pengimpor CPO. Kalau B40 kita masih selamat, tapi kalau B50 kita minus 1,2 juta ton CPO," ungkap Gulat saat ditemui Kontan di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (6/6).
"Dengan kondisi seperti ini, artinya tidak ada peningkatan konsumsi pangan dan lainnya," tambah Gulat.
Gulat juga menyebut, defisit CPO yang akan terjadi karena pemerintah memaksa melakukan program B50 juga disebabkan karena tidak diperbolehkannya dilakukan replanting pada lahan sawit.
Baca Juga: Simak Kinerja Emiten CPO di Tengah Tren Permintaan Biodiesel
Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong pemerintah melalui mandatori Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
"Itu 2,8 juta hektare (kebun sawit) kita tak boleh replanting, lima tahun lagi kita kehilangan 12 juta ton CPO per tahun, dan juga Rp 130 triliun per tahun," jelasnya.
Lebih lanjut, terkait mandatori PSR, Gulat menyebut pihaknya juga telah menyampaikan usulan ini kepada tim dari presiden terpilih, Prabowo Subianto.
"Mandatori PSR itu harga mati. Kami sudah sampaikan ke tim Prabowo bahkan sebelum jadi presiden, dan dia sudah menangkap itu memang penting. Wajibkan replanting bagi kebun yang produksinya di bawah normal," ungkap Gulat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News