kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APM mobil beramai-ramai semarakkan pasar mobil listrik


Jumat, 06 November 2020 / 16:54 WIB
APM mobil beramai-ramai semarakkan pasar mobil listrik
ILUSTRASI. Petugas melakukan pengisian listrik kendaraan bermotor jenis mobil. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar otomotif nasional mulai diramaikan dengan beragam kemunculan mobil listrik. Agen Pemegang Merek (APM) berbondong-bondong menampilkan model mobil listrik mereka yang segera akan diserap oleh pasar domestik.

Bagi Toyota Astra Motor (TAM), elektrifikasi kendaraan roda empat saat ini tak bisa diabaikan. Meskipun belum meluncurkan mobil elektrik murni (electric vehicle/EV), namun perusahaan diketahui sudah memasarkan beberapa line up jenis hybrid.

"Untuk elektrifikasi tentu penting ya bagi kami di Toyota. Itu juga yang menjadi alasan kami mulai mengenalkan lebih dari 10 tahun lalu dengan menghadirkan Hybrid, sampai skrg Plug-in Hybrid pun tahun ini disiapkan untuk Indonesia," ungjap Henry Tanoto, Vice President TAM kepada Kontan, Jumat (6/11).

Langkah memunculkan hybrid ketimbang full EV, menurut Henry ialah upaya Toyota agar market Indonesia secara perlahan makin mengenal kendaraan elektrik dan dapat terbentuk konsumen di segmen tersebut. Tahun lalu menjadi periode dimana TAM menampilkan banyak jajaran mobil hybrid-nya.

Seperti Toyota Camry Hybrid yang dibanderol dengan harga kisaran Rp 809 juta, lalu disusul oleh Toyota C-HR varian Hybrid dan Toyota Corolla Altis Hybrid yang masing-masing dijual dengan harga kisaran Rp 523 juta dan Rp 566 juta per unit.

Baca Juga: Ini dia skuter listrik imut nan lucu bernama Yamaha e-Vino, berapa harganya?

Lebih lanjut, kata Henry, dengan intensi positif pemerintah lewat berbagai rencana, salah satunya di infrastruktur, tentu akan makin menyiapkan market mobil listrik di masa depan. Salah satu infrastruktur tersebut ialah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Tantangan lainnya kata Henry adalah kesiapan masyarakat untuk mengadopsi teknologi ini, walaupun semakin berkembang tapi belum besar. "Termasuk juga mengenai cost yang masih cukup tinggi, terutama untuk teknologi full EV (baterai listrik)," kata Henry

Makanya Toyota menekankan pihaknya start penetrasinya dari dulu lewat kendaraan jenis hybrid, agar market semakin siap dan terbiasa untuk menerima teknologi ini. Kedepannya kata Henry, Toyota akan terus mengembangkan semua teknologi elektrifikasi baik Hybrid EV, Plug in Hybrid EV, maupun Batterg EV alias full EV secara bertahap untuk makin menambah pilihan untuk pelanggannya.

Jongkie Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) juga berpendapat bahwa keberadaan infrastruktur menjadi syarat mutlak bagi keberadaan pasar kendaraan elektrik. Oleh karena itu pihaknya mengapresiasi pemerintah yang terus menggenjot keberadaan fasilitas tersebut.

Tantangan berikutanya datang dari harga mobil yang masih mahal. "Harga mobil listrik ini masih mahal, diatas Rp 500 jutaan. Sedangkan daya beli masyarakat Indonesia untuk mobil adanya dikisaran harga Rp 250 juta ke bawah," ungkap Jongkie kepada Kontan, Jumat (6/11).




TERBARU

[X]
×