kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APNI dukung rencana pembatasan smelter FeNi dan NPI


Senin, 28 Juni 2021 / 16:36 WIB
APNI dukung rencana pembatasan smelter FeNi dan NPI
ILUSTRASI. Smelter nikel


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

Marujuk data APNI, industri hilir khusus nikel yang akan dibangun baik smelter pirometalurgy dan hydrometallurgy sebanyak 98 perusahaan, terdiri dari 25 pabrik yang sudah produksi, 41 perusahaan yang sedang melakukan konstruksi dan 32 perusahaan yang sedang berproses perizinan.

Meidy mengungkapkan, demi mendorong industri stainless steel dan baterai dalam negeri maka APNI mengusulkan sejumlah upaya perbaikan yang dinilai perlu dilakukan.

Pertama, dengan semakin bertambahnya perusahaan smelter & HPAL yang beroperasi, maka untuk menjaga ketersediaan cadangan dan optimalisasi bijih nikel kadar rendah diperlukan pembatasan kadar bijih nikel yang diizinkan untuk diperjualbelikan.

Kedua, dilakukan kegiatan eksplorasi detail untuk seluruh wilayah pertambangan, sehingga di dapatkan data sumber daya dan cadangan nikel dan mineral pendukung lainnya yang akurat untuk menunjang kebutuhan bahan baku smelter & HPAL yang semakin banyak berdiri di Indonesia.

Baca Juga: Soal wacana pembatasan smelter, ini kata Aneka Tambang (ANTM)

Ketiga, penerapan harga bijih nikel sesuai dengan HPM yang tertuang dalam Permen ESDM Nomor 11 Tahun 2020. Serta pengoptimalan kinerja satgas dalam pengawasan transaksi bijih nikel di lapangan.

Keempat, untuk menghindari monopoli, disarankan kepada smelter untuk menggunakan surveyor independent terdaftar secara merata kepada seluruh surveyor terdaftar, agar hasil analisa lebih cepat dapat diperoleh.

Kelima, kebutuhan akan bijih nikel untuk HPAL dengan syarat spesifikasi yang ditentukan oleh pabrik, di khawatirkan tidak akan terakomodir maksimal oleh penambang, dikarenakan syarat (jenis) MgO. Kondisi yang sama saat ini untuk kebutuhan pirometalurgi dan kebutuhan akan saprolite bijih nikel kadar yang tinggi yaitu di atas 1.8% dengan syarat SiO/MgO maksimum 2,5.

Keenam, optimalisasi pabrik hilir nikel dengan pembatasan investasi baru, dan mendukung investasi yang sudah berjalan di Indonesia.

"Terakhir, mengangkat  Indonesia dalam kancah industri logam dunia, dengan memacu pabrik dalam negeri untuk industri end produk," pungkas Meidy.

Selanjutnya: Smelter FeNi dan NPI bakal dibatasi, pemerintah susun peta industri sampai ke hilir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×