kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Apolin proyeksi ekspor oleokimia dipada tahun 2020 mencapai 3,7 juta ton


Rabu, 12 Agustus 2020 / 20:55 WIB
Apolin proyeksi ekspor oleokimia dipada tahun 2020 mencapai 3,7 juta ton
ILUSTRASI. Pekerja memeriksa instalasi pabrik oleokimia milik PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) di Kuala Tanjung


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) memperkirakan ekspor oleokimia tahun ini bisa mencapai 3,7 juta ton atau setara dengan US$ 2,6 miliar.

Ketua Umum Apolin Rapolo Hutabarat mengatakan hal ini melihat perkembangan ekspor oleokimia sepanjang semester I 2020.

"Di 2020 ini di Januari-Juni, volume ekspor oleochemical itu sudah mencapai 1,8 juta ton dengan nilai US$ 1,3 miliar. Sehingga kami  perkirakan total ekspor di 15 HS code, Januari-Desember 2020 akan mencapai 3,7 juta ton dengan nilai ekspor US$  2,6 miliar," terang Rapolo, Rabu (12/8).

Baca Juga: Di tengah pandemi, konsumsi minyak sawit di dalam negeri naik 2,85% hingga Juni

Sepanjang 2018 ekspor oleokimia tercatat sebesar 2,8 juta ton dengan nilai ekspor US$ 2,4 miliar, sementara di 2019 tercatat sebesar 3,2 juta ton dengan nilai US$ 2 miliar. Nilai ekspor di 2019 lebih rendah dari 2018 dikarenakan adanya penurunan harga komoditas global.

Sementara itu,  Rapolin berpendapat, kinerja ekspor di semester I-2020 ini cukup baik, mengingat ekspor di semester I 2020 tumbuh sekitar 24% hingga 26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Menurut dia, peningkatan ini disebabkan permintaan sanitasi yang meningkat di tengah pandemi Covid-19.

"Memang betul bahwa hampir seluruh dunia ini mengantongi alat sanitasi di kegiatan atau aktivitasnya jadi wajar baik untuk ekspor maupun konsumsi dalam negeri produk oleokimia ini mengalami peningkatan," terang Rapolo.

Rapolo juga mengatakan pemerintah melalui Kementerian Perindustrian juga mempermudah izin operasional sehingga upaya memasok bahan baku tidak terhambat. Dia juga mengatakan pembeli dari luar negeri tidak ada yang membatalkan pemesanan.

Pasar utama produk oleokimia Indonesia adalah China, Uni Eropa, India, Pakistan, Timur Tengah, Afrika, Asia Pasifik.

Baca Juga: Negara tujuan lakukan lockdown, ekspor minyak sawit turun 11,68% di semester I

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×