Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) memperkirakan ekspor oleokimia tahun ini bisa mencapai 3,7 juta ton atau setara dengan US$ 2,6 miliar.
Ketua Umum Apolin Rapolo Hutabarat mengatakan hal ini melihat perkembangan ekspor oleokimia sepanjang semester I 2020.
"Di 2020 ini di Januari-Juni, volume ekspor oleochemical itu sudah mencapai 1,8 juta ton dengan nilai US$ 1,3 miliar. Sehingga kami perkirakan total ekspor di 15 HS code, Januari-Desember 2020 akan mencapai 3,7 juta ton dengan nilai ekspor US$ 2,6 miliar," terang Rapolo, Rabu (12/8).
Baca Juga: Di tengah pandemi, konsumsi minyak sawit di dalam negeri naik 2,85% hingga Juni
Sepanjang 2018 ekspor oleokimia tercatat sebesar 2,8 juta ton dengan nilai ekspor US$ 2,4 miliar, sementara di 2019 tercatat sebesar 3,2 juta ton dengan nilai US$ 2 miliar. Nilai ekspor di 2019 lebih rendah dari 2018 dikarenakan adanya penurunan harga komoditas global.
Sementara itu, Rapolin berpendapat, kinerja ekspor di semester I-2020 ini cukup baik, mengingat ekspor di semester I 2020 tumbuh sekitar 24% hingga 26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut dia, peningkatan ini disebabkan permintaan sanitasi yang meningkat di tengah pandemi Covid-19.
"Memang betul bahwa hampir seluruh dunia ini mengantongi alat sanitasi di kegiatan atau aktivitasnya jadi wajar baik untuk ekspor maupun konsumsi dalam negeri produk oleokimia ini mengalami peningkatan," terang Rapolo.
Rapolo juga mengatakan pemerintah melalui Kementerian Perindustrian juga mempermudah izin operasional sehingga upaya memasok bahan baku tidak terhambat. Dia juga mengatakan pembeli dari luar negeri tidak ada yang membatalkan pemesanan.
Pasar utama produk oleokimia Indonesia adalah China, Uni Eropa, India, Pakistan, Timur Tengah, Afrika, Asia Pasifik.
Baca Juga: Negara tujuan lakukan lockdown, ekspor minyak sawit turun 11,68% di semester I
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News