kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

APSPI: Populasi sapi perah belum bertambah


Senin, 08 Januari 2018 / 20:06 WIB
APSPI: Populasi sapi perah belum bertambah


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini populasi sapi perah diperkirakan belum akan bertambah dibandingkan tahun sebelumnya, bahkan populasi sapi perah di peternakan rakyat diperkirakan akan mengalami penurunan.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Agus Warsito mengatakan populasi sapi perah saat ini berkisar 533.000 ekor, di mana hanya terdapat 267.000 ekor sapi laktasi.

Agus menuturkan, kendala pertumbuhan populasi sapi perah terdiri dari beberapa faktor. Salah satu kendalanya dari sisi harga susu segar yang tidak menguntungkan bagi per tani.

"Ketika harganya tidak memadai, mereka tidak mampu membeli pakan ternak yang berkualitas, dengan begitu akan berdampak pada produksi yang tidak maksimal dan kualitasnya tidak bagus," kata Agus kepada Kontan.co.id, Senin (8/1).

Saat ini, harga susu segar di tingkat peternak berkisar Rp 5.500 per liter, di mana harga tersebut belum menutupi ongkos produksi yang harus dikeluarkan peternak.

Karena itulah saat ini banyak peternak sapi perah yang hanya berupa sambilan. Peternak yang memang fokus menjalankan peternakan sapi perah banyak yang menutup peteranakannya lantaran merasa rugi.

"Yang peternak sekarang banyak sambilan, artinya dia tidak menghitung biaya hijauan, konsentrat, tenaga, obat-obatan dan sebagainya," tambah Agus.

Saat ini, beberapa Industri Pengolahan Susu (IPS) pun mencoba mengintegrasikan industri dengan sistem peternakan mandiri (mega farm).

Menurut Agus, sudah ada beberapa megafarm dan IPS skala menengah yang mencoba menambah populasi sapi perah. Namun, menurut Agus hingga saat ini IPS masih menunggu petunjuk teknis dari Kementerian Pertanian (Kemtan).

Meski begitu, Agus pun mengatakan hal tersebut tidak akan berdampak langsung pada peternakan rakyat, namun kebutuhan susu segar untuk IPS akan terpenuhi dan mengurangi ketergantungan IPS atas susu impor.

Agus bilang, saat ini peternakan sapi perah hanya mampu memenuhi 17% dari total kebutuhan susu segar yang mencapai rata-rata 3,7-3,8 juta ton setiap tahunnya. Dengan perhitungan, bila terdapat 6 mega farm yang menambah populasi sapi perah, maka akan menambah 20% kebutuhan susu nasional.

Untuk menumbuhkan peternakan sapi perah rakyat, Agus berharap industri membangun kemintraan dengan peternak sesuai dengan Permentan yang ada. Selain itu, Industri pun diharapkan bisa memberikan dukungan bagi peternak.

"Contohnya bisa dalam bentuk pengadaan ternak yang dibibitkan atau dipinjamkan bagi peternak, bantuan prasarana, bantuan pemberian pakan, barangkali bisa juga pengarahan dan pembinaan dalam beternak kepada petani," tutur Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×