Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Agenda pemerintah melakukan impor gula mentah sebesar 1,1 juta ton dinilai bakal mencekik petani tebu Indonesia. Pasalnya, pasokan gula hingga sekarang masih berlebih dan panen raya sudah dekat.
Akibatnya, bila stok berpotensi berlebih dan menyebabkan harga jatuh dan membuat petani tebu Indonesia sengsara.
"Jangan bicara ini untuk ketahanan nasional hingga 2019, stok kita sekarang masih banyak dan belum ada jeritan kekurangan," tegas Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen, ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (22/5).
Menurut Soemitro, Indonesia masih mengalami keadaan aman gula berkat impor gula pada tahun 2016 yang berlanjut di tahun 2017. Hingga awal tahun 2018, stok gula berkat impor masih tercatat di 1,2 juta ton.
Tak hanya itu, kini petani Jawa tengah memasuki masa giling di mana dalam waktu dekat area lumbung gula Jawa Timur berpotensi memproduksi 1,1 juta ton gula. Maka perkiraannya, pada Mei ini petani tebu diproyeksi bakal mendapatkan 2,2 juta ton gula.
Sehingga bila panen petani ini dikombinasikan dengan tambahan impor, maka gudang Bulog bisa overload dan menyebabkan harga gula makin jatuh.
"Padahal petani menantikan lebaran dan idul fitri, kita bisa menangis karena biasanya harganya naik karena kebutuhan gula masyarakat makin naik," jelasnya.
Maka ia menolak keras alasan pemerintah membuka keran impor gula tersebut lantaran mengklaim untuk memenuhi kebutuhan sepanjang Juni 2018-Mei 2019.
Asal tahu, pekan lalu Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyatakan persetujuan impor gula mentah sudah diterbitkan. "Sudah dikeluarkan agak lama itu," katanya, Kamis (17/5) di kantor Menteri Koordinator Perekonomian.
Namun demikian, Oke tidak merinci kapan realisasi impor tersebut dan perusahaan yang menanganinya.
Sekadar informasi pemerintah sebelumnya telah menerbitkan izin impor sebesar 1,8 juta ton gula pada Januari 2018. Impor tersebut diperuntukkan sebagai bahan baku untuk industri gula kristal rafinasi (GKR) dari total alokasi sebesar 3,6 juta ton tahun ini.
Dengan demikian, dengan impor gula mentah babak ini, artinya sepanjang tahun 2018 pemerintah telah membuka keran impor 2,9 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News