Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Di sektor tambang, Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas berpendapat, latar belakang Arifin sebagai profesional di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seharusnya bisa lebih memahami kebutuhan pelaku usaha. Tony pun menekankan pentingnya untuk membuat iklim investasi menjadi lebih kondusif, khususnya melalui konsistensi kebijakan di sektor pertambangan.
"Pak Arifin kan sebelumnya juga di BUMN, orang korporasi juga harusnya bisa lebih memahami korporasi. Harapannya iklim investasi meningkat dan melanjutkan program yang sudah dijalankan," kata Tony.
Baca Juga: Tim ekonomi kabinet Indonesia Maju diisi banyak politisi, ini kata ekonom
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia berpendapat bahwa tantangan yang akan dihadapi oleh Arifin cenderung tetap sama. Hendra menyoroti, Menteri ESDM yang baru perlu meningkatkan investasi, mendorong eksplorasi, serta pengembangan hilirisasi.
Hal terpenting, kata Hendra, ialah terkait dengan kepastian hukum, khususnya jaminan kepastian usaha jangka panjang terhadap pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).
Di sisi lain, Hendra berharap, pengalaman Arifin sebagai Duta Besar RI untuk Jepang bisa membuka perspektif bagaimana memposisikan peran batubara dalam pembangunan kelistrikan seperti yang diimplementasikan di negara maju, seperti Jepang.
Baca Juga: Kementerian ESDM buka lelang tiga wilayah kerja panas bumi
"Selain itu, dengan pengalaman beliau sebagai profesional di BUMN semoga dapat memahami pentingnya perspektif pelaku usaha untuk dipertimbangkan dalam kebijakan," kata Hendra saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (23/10).