kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Arifin Tasrif jadi Menteri ESDM, berikut harapan para pemangku kepentingan energi


Rabu, 23 Oktober 2019 / 21:17 WIB
Arifin Tasrif jadi Menteri ESDM, berikut harapan para pemangku kepentingan energi
ILUSTRASI. Arifin Tasrif diperkenalkan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri ESDM saat pengumuman jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arifin Tasrif resmi menduduki Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggantikan Ignasius Jonan. Pelaku usaha dan stakeholders di bidang energi pun menyambut kedatangan Arifin dengan sederet harapan dan pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan, baik di sektor migas, minerba, lsitrik maupun energi terbarukan.

Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro yang menyambut positif Arifin sebagai Menteri ESDM berlatar belakang profesional. "Apalagi Pak Arifin ini kan tumbuh di industri petrokomia, jadi mungkin sangat penting bagi sektor ini," kata Hilmi saat menghadiri serah terama jabatan di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (23/10).

Menurut Hilmi, Arifin perlu membuat terobosan untuk bisa menggenjot investasi dan produksi migas. Terkait dengan produksi migas, Hilmi menyoroti penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR) yang dinilainya belum optimal.

"Mudah-mudahan dalam kepemimpinan Pak Arifin bisa menggali sumber minyak baru dari EOR, dan bukan hanya didorong tapi benar-benar dieksekusi," kata Hilmi.

Baca Juga: Prioritas Arifin Tasrif sebagai Menteri ESDM dan pesan pendahulunya Ignasius Jonan

Sementara untuk iklim investasi, Hilmi berpadangan ada sejumlah hal yang harus diperhatikan. Yakni, "iklim investasi bisa menjadi lebih baik apakah itu fiskal term-nya, dan kepastian hukumnya, harus dicari terobosan," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, President ExxonMobil Indonesia Louise McKenzie berharap Arifin bisa menjaga relasi antara pemerintah dan pelaku usaha. Louise menilai, produksi migas hanya bisa didorong dengan memaksimalkan aset-aset yang ada saat ini sembari mengembangkan temuan baru, yang mana hal itu hanya bisa diraih jika pemerintah dan pelaku usaha bisa bersinergi.

Baca Juga: Arifin Tasrif, Dubes RI untuk Jepang yang kini menjadi Menteri ESDM

"Itu kuncinya kerja bersama industri dan pemerintah. Jadi kita menyambut menteri baru dan berharap dapat bekerja dengannya," ungkapnya.

Di sektor tambang, Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas berpendapat, latar belakang Arifin sebagai profesional di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seharusnya bisa lebih memahami kebutuhan pelaku usaha. Tony pun menekankan pentingnya untuk membuat iklim investasi menjadi lebih kondusif, khususnya melalui konsistensi kebijakan di sektor pertambangan.

"Pak Arifin kan sebelumnya juga di BUMN, orang korporasi juga harusnya bisa lebih memahami korporasi. Harapannya iklim investasi meningkat dan melanjutkan program yang sudah dijalankan," kata Tony.

Baca Juga: Tim ekonomi kabinet Indonesia Maju diisi banyak politisi, ini kata ekonom

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia berpendapat bahwa tantangan yang akan dihadapi oleh Arifin cenderung tetap sama. Hendra menyoroti, Menteri ESDM yang baru perlu meningkatkan investasi, mendorong eksplorasi, serta pengembangan hilirisasi.

Hal terpenting, kata Hendra, ialah terkait dengan kepastian hukum, khususnya jaminan kepastian usaha jangka panjang terhadap pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).

Di sisi lain, Hendra berharap, pengalaman Arifin sebagai Duta Besar RI untuk Jepang bisa membuka perspektif bagaimana memposisikan peran batubara dalam pembangunan kelistrikan seperti yang diimplementasikan di negara maju, seperti Jepang.

Baca Juga: Kementerian ESDM buka lelang tiga wilayah kerja panas bumi

"Selain itu, dengan pengalaman beliau sebagai profesional di BUMN semoga dapat memahami pentingnya perspektif pelaku usaha untuk dipertimbangkan dalam kebijakan," kata Hendra saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (23/10).

Dari sektor kelistrikan, Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Seluruh Indonesia (APLSI) Arthur Simatupang optimistis Arifin bisa melanjutkan pengembangan di sektor kelistrikan. Namun, ia menyoroti sisi birokrasi yang perlu terus dipermudah, khususnya proses perizinan dan kepastian hukum.

Arthur pun berharap, kerjasama dengan pihak swasta di sektor kelistrikan bisa ditingkatkan secara transparan. "Hal penting juga sanctity of contract perlu dijaga, agar investasi dapat terus ditingkatkan dari hulu ke hilir. Kita cukup optimistis akan lebih baik," ujar Arthur saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (23/10).

Terpisah, Ketua Umum Masyarakat Energi Baru dan Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma berharap, Arifin bisa menjadikan pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai program prioritas. Surya bilang, hal tersebut penting, supaya bisa mengejar target bauran EBT 23% pada tahun 2025 yang dinilai sulit tercapai.

Baca Juga: Ini profil Erick Thohir yang menggantikan posisi Rini Soemarno

"Prinsipnya ada kualitas regulasi yang perlu dikaji mendalam. Kita mendukung upaya khusus agar EBT bisa menjadi prioritas," kata Surya.

Sebagai informasi, saat ini bauran EBT untuk kelistrikan masih sebesar 12,42%. Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, tingkat bauran dan investasi di sektor EBT yang masih rendah menjadi tantangan Arifin dalam memimpin Kementerian ESDM.

Fabby berpandangan, salah satu yang menjadi pekerjaan rumah Arifin ialah penataan regulasi guna memperbaiki iklim investasi. Salah satu yang Fabby soroti adalah terkait perubahan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 50 Tahun 2017 tentang tarif listrik dari energi terbarukan. "Itu yang menjadi tantangan Menteri ESDM yang baru, bagaimana bisa memobilisasi investasi," sebut Fabby.

Adapun, sebagai mitra kerja Kementerian ESDM, Anggota Komisi VII DPR RI 2014-2019 Ramson Siagian mendorong agar Arifin Tasrif mampu menyelesaikan pekerjaan rumah dari sisi regulasi. Yakni revisi UU Minerba, UU Migas, dan juga penyusunan UU EBT.

Meski begitu, Ramson berpesan agar Arifin berhati-hati dalam poin-poin krusial supaya regulasi yang dihasilkan tidak merugikan negara, namun di sisi yang lain dapat mendorong investasi. Pada saat yang bersamaan, Ramson juga menekankan pentingnya pengelolaan hilirisasi tambang serta skema kontrak di sektor migas, termasuk untuk menggenjot produksi dan lifting migas.

Baca Juga: Meski serapan DMO baru 58,26%, namun pasokan batubara untuk kelistrikan diklaim aman

"Jadi itu harus sejalan. (Untuk penyusunan UU) saya minta Pak Arifin untuk lebih teliti dalam membahas pasal krusial," tandas Ramson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×