kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Asaki Meminta Ada Insentif Diskon Tarif Listrik Untuk Pelaku Industri


Jumat, 03 Januari 2025 / 06:55 WIB
Asaki Meminta Ada Insentif Diskon Tarif Listrik Untuk Pelaku Industri
ILUSTRASI. Karyawan melayani pelanggan memilih keramik ubin di gerai ritel bahan bangunan di Jakarta, Kamis (17/10/2024). KONTAN/Carolus Agus Waluyo/17/10/2024.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengusulkan agar para pelaku industri manufaktur, termasuk keramik, juga diberikan insentif diskon tarif listrik untuk mengurangi beban pengeluaran sekaligus mendongkrak kinerja bisnis.

Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN telah memberikan diskon tarif listrik sebesar 50% untuk pelanggan rumah tangga dengan daya listrik 2.200 volt ampere (VA) ke bawah. Diskon ini berlaku pada Januari dan Februari 2025.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan, pihaknya berharap adanya insentif dari pemerintah terkait diskon tarif listrik untuk pemakaian saat periode Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) atau dari pukul 23.00 sampai 08.00. Selama periode tersebut, konsumsi listrik oleh pelanggan rumah tangga sangat rendah, tapi tidak dengan industri.

"Industri keramik berproduksi penuh selama 24 jam per hari dan tidak berhenti kecuali saat overhaul mesin yang sudah terencana dan saat libur Hari Raya Idulfitri," ujar dia, Kamis (2/1).

Baca Juga: Tak Perlu Buru-Buru Beli Token Listrik, Diskon PLN Berlaku Sepanjang Januari

Industri keramik memiliki komponen biaya listrik yang rata-rata berkontribusi sekitar 8%-10% dari total biaya produksi keramik. Alhasil, insentif berupa diskon tarif listrik saat LWBP sangat bisa membantu mengurangi beban serta meningkatkan daya saing industri keramik nasional.

Sebagai informasi, utilisasi kapasitas produksi industri keramik nasional mengalami penurunan menjadi sekitar 66% pada 2024. Hal ini seiring maraknya peredaran produk impor keramik asal China di pasar domestik.

Asaki berharap dengan adanya kebijakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap impor keramik asal China dan kebijakan SNI Wajib untuk keramik dapat membantu pemulihan sektor industri tersebut. 

Asaki juga percaya diri prospek industri keramik pada 2025 dapat pulih kembali dengan tingkat utilisasi produksi nasional yang tumbuh ke kisaran level 75% sampai 80%, atau setidaknya menyerupai capaian utilisasi pada 2022 silam.

Selanjutnya: Memasuki di Hari Kedua Tahun 2025, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini dari Analis

Menarik Dibaca: 4 Fakta Psikologis saat Anda Sedang Jatuh Cinta Menurut Penelitian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×