Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Maklum saja, karakteristik keramik dengan bobot yang tidak ringan membuat biaya angkut komoditas tersebut menjadi tidak sedikit. Apalagi, sebagian besar pabrik keramik dalam negeri berlokasi di Jawa Barat.
Sementara, penyerapan keramik dalam negeri lebih banyak berada di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara
Menurut catatan Asaki, peta penyerapan keramik di Indonesia berkisar 75% di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, 15% diserap di Sumatera, dan 10% di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Baca Juga: Larangan truk over dimension dan over loading (ODOL) ditunda sampai 2023
Dengan kondisi yang demikian, pemberlakuan program Zero ODOL terhadap komoditas keramik diperkirakan akan mengerek kenaikan biaya bahan baku dan ongkos kirim keramik hingga mendekati Rp 500 miliar per tahunnya.
“ASAKI sempat khawatir bahwa pelaksanaan Zero ODOL di tahun 2020 ini akan langsung berdampak pada pengurangan daya saing (industri keramik lokal),” kata Edy.
Dengan adanya pelonggaran ini, ASAKI berkomitmen akan memanfaatkan waktu dua tahun yang ada untuk mengantisipasi pelaksanaan Zero ODOL serta meningkatkan daya saing industri keramik dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News