kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.605   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.153   -85,53   -1,04%
  • KOMPAS100 1.129   -15,68   -1,37%
  • LQ45 806   -13,59   -1,66%
  • ISSI 288   -1,98   -0,68%
  • IDX30 422   -6,44   -1,50%
  • IDXHIDIV20 481   -5,50   -1,13%
  • IDX80 125   -1,86   -1,47%
  • IDXV30 134   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 134   -1,81   -1,33%

Asean Dorong Kolaborasi Ekonomi Kreatif di Tengah Ketegangan Geopolitik


Rabu, 22 Oktober 2025 / 17:30 WIB
Asean Dorong Kolaborasi Ekonomi Kreatif di Tengah Ketegangan Geopolitik
ILUSTRASI. Peluncuran Jajak Pendapat Persepsi Regional ASEAN Pertama mengenai Ekonomi Kreatif di Sekretariat ASEAN Jakarta, Rabu (22/10/2025).


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Cina dinilai berpotensi memengaruhi dinamika ekonomi global, termasuk sektor ekonomi kreatif. 

Namun, sektor kreatif di kawasan ASEAN diyakini mampu menjadi kekuatan baru yang tangguh menghadapi situasi tersebut berkat kolaborasi lintas negara.

Duta Besar Inggris untuk ASEAN, Helen Fazey, mengatakan ketegangan global memang menciptakan banyak tantangan bagi perekonomian dunia. Namun, di saat yang sama, sektor ekonomi kreatif justru membuka peluang bagi semua pihak untuk berinovasi dan bekerja sama.

“Ada banyak tantangan di ekonomi global saat ini, dan semua pemerintah di dunia tengah mencari cara menjawabnya. ASEAN melakukan itu secara kolektif,” ujarnya dalam acara peluncuran Jajak Pendapat Persepsi Regional ASEAN Pertama mengenai Ekonomi Kreatif di Sekretariat ASEAN Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Baca Juga: Ekonomi Kreatif Melesat, Hiburan Jadi Penggerak Baru Pertumbuhan

Helen menilai, kekuatan utama ekonomi kreatif terletak pada ide dan kolaborasi. Sektor ini memungkinkan semua negara berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi melalui investasi pada kreativitas dan inovasi.

“Peluang dalam ekonomi kreatif datang dari fakta bahwa ini tentang ide dan kolaborasi. Ada peluang bagi semua negara untuk tumbuh melalui investasi dalam industri kreatif,” imbuhnya.

Sementara itu, Javier Miguel Benitez, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Filipina, menyoroti masih rendahnya prioritas pemerintah terhadap sektor kreatif dibandingkan dengan sektor lain seperti manufaktur atau infrastruktur. Padahal, menurutnya, industri kreatif memiliki potensi ekonomi yang luar biasa.

“Banyak pemerintah belum menempatkan industri kreatif sebagai prioritas ekonomi. Padahal contohnya jelas, seperti di Korea Selatan, nilai ekonomi kreatif K-pop, K-drama, dan lainnya mencapai tiga kali lipat dari industri manufakturnya,” ujar Benitez.

Baca Juga: Generasi Muda Didorong Lestarikan Batik sebagai Warisan Budaya dan Ekonomi Kreatif

Ia menyebut, untuk menghadapi dampak kebijakan tarif Amerika Serikat terhadap ASEAN, kawasan ini harus memperkuat posisi melalui integrasi dan kolaborasi internal.

“Kita tidak lagi hidup di dunia bipolar, melainkan multipolar. ASEAN harus memperkuat diri dan berkolaborasi lintas negara di bidang sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan untuk menjaga stabilitas,” tegasnya.

Melalui kerja sama dan investasi berkelanjutan di bidang budaya dan inovasi, sektor kreatif di kawasan diyakini mampu menjadi motor pertumbuhan baru bagi ekonomi regional.

Selanjutnya: Standard Chartered: Bitcoin Berpeluang Tembus US$200.000 Meski Pasar Bergejolak

Menarik Dibaca: Cek Tarif Iuran BPJS Kesehatan Terbaru dan Skema Pembayaran Agar Tetap Terjamin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×