kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Askindo perkirakan impor biji kakao capai 250.000 ton tahun ini


Rabu, 20 Juni 2018 / 15:59 WIB
Askindo perkirakan impor biji kakao capai 250.000 ton tahun ini
ILUSTRASI. Harga Kontrak Kakao Naik


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) memperkirakan impor biji kakao akan mencapai 250.000 ton atau meningkat sekitar 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2017, impor biji kakao sekitar 225.000 ton.

Ketua Umum Askindo Zulhefi Sikumbang berpendapat, impor biji kakao ini meningkat untuk memenuhi kapasitas produksi industri kakao di dalam negeri. Pasalnya, kapasitas produksi industri kakao masih tinggi, sementara produksi biji kakao di dalam negeri terus menurun.

Namun, Zulhefi memperkirakan impor biji kakao tidak akan meningkat signifikan dalam beberapa waktu ke depan. Hal tersebut dikarenakan industri kakao masih menggunakan 60% dari kapasitas terpasangnya.

"Dari kapasitas produksi 750.000 ton, pabrik rata-rata hanya menggunakan 60% atau sekitar 450.000 ton-500.000 ton. Karena itu kebutuhannya tahun ini sebesar itu. Impor tidak akan meningkat pesat kecuali harga biji kakao murah dan harga produk olahannya tinggi," ujar Zulhefi kepada Kontan.co.id, Selasa (19/6).

Zulhefi bilang, impor biji kakao akan terus meningkat bila produksi kakao dalam negeri terus menurun. Tahun ini produksi biji kakao di dalam negeri diperkirakan hanya mencapai 250.000 ton. Angka ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 270.000 ton.

"Dalam dua hingga tahun ke depan saya perkirakan produksi akan turun menjadi 200.000 ton," tambah Zulhefi.

Penurunan produksi ini dikarenakan banyaknya petani yang beralih menanam komoditas lain dikarenakan nilai ekonomi yang lebih tinggi dan penyakit yang menyerang tanaman kakao. 

Sementara, untuk kembali menanam kakao adalah hal yang sulit dilakukan karena cara penanamannya tidak mudah. Karena itu Zulhefi meminta pemerintah menyediakan tenaga penyuluh untuk petani kakao di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×