kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Askindo: Petani kakao membutuhkan penyuluh bukan bantuan benih


Selasa, 05 Juni 2018 / 22:15 WIB
Askindo: Petani kakao membutuhkan penyuluh bukan bantuan benih
ILUSTRASI. Sentra Perkebunan Kakao di Sulawesi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan) menargetkan akan menyediakan benih kakao sebanyak 18,3 juta batang. Benih tersebut ditujukan untuk memperbaiki tanaman yang sudah ada dan untuk mengembangkan lahan kakao.

Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang berpendapat, penyediaan benih ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi kakao.

Pasalnya, permasalahan yang dihadapi kakao adalah penurunan produksi akibat penyakit. Karena itu, banyak petani yang beralih ke komoditas lain karena kakao sudah tidak menguntungkan.

“Menurut saya yang penting dilakukan adalah bagaimana pemerintah membantu menyediakan penyuluh sehingga petani percaya diri lagi. Dengan begitu produktivitas naik. Kalau produktivitas naik, income juga tinggi. Kalau yang utama tidak dilakukan, saya rasa tujuan untuk meningkatkan produksi tidak akan tercapai,” ujar Zulhefi kepada Kontan.co.id, Selasa (5/6).

Menurut Zulhefi, penyuluhan khusus untuk kakao sangat diperlukan mengingat perawatan dan penanaman tanaman kakao yang sangat rumit.

Zulhefi pun mengatakan, benih sebanyak 18 juta batang hanya bisa ditujukan untuk lahan seluas 18.000 hektare. Pasalnya, 1 ha lahan membutuhkan benih sebanyak 1.000 batang. “Jadi kalau 18 juta batang sama saja dengan 18.000 ha. Kalau untuk mengganti yang lama, saya rasa pengaruhnya tidak signifikan,” ujar Zulhefi.

Produksi kakao dalam negeri pun terus mengalami penurunan. Tahun 2009, produksi kakao berkisar 650.000 ton, sementara pada 2017 produksi kakao sudah sebesar 270.000 ton.

Zulhefi memperkirakan, produksi kakao tahun ini akan kembali menurun menjadi 250.000 ton. Luas lahan pun terus menurun dari sebelumnya 1,6 juta ha menjadi 1,1 juta ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×