kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asosiasi Profesi Metalurgi Indonesia (APMI) dibentuk


Selasa, 22 Desember 2020 / 18:53 WIB
Asosiasi Profesi Metalurgi Indonesia (APMI) dibentuk
ILUSTRASI. Kembangkan daya saing industri logam, Asosiasi Profesi Metalurgi Indonesia (APMI) dibentuk


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejarah mencatat bahwa kemajuan peradaban manusia ditandai dengan pemanfaatan logam sebagai material pendukung kehidupan. Selain itu, sejarah menunjukkan bahwa kemajuan suatu negara ditandai dengan kemajuan industri berbasis logam.

Industri tersebut bisa tumbuh dan berkembang salah satunya ditentukan oleh sumber daya manusia (SDM) yang profesional dalam bidang metalurgi. Atas dasar pemikiran itulah Asosiasi Profesi Metalurgi Indonesia (APMI) dibentuk.

APMI diharapkan bisa menjadi wadah pemersatu para profesional yang berkiprah dalam sektor metalurgi, sehingga mampu meningkatkan daya saing bangsa dalam bentuk sumbangsih keahlian metalurgi kepada pembangunan industri berbasis logam di Indonesia.

Ketua Tim Formatur Asosiasi Profesi Metalurgi Indonesia (APMI) Helminton Sitanggang saat acara deklarasi APMI tanggal 19 Desember 2020 secara virtual menyampaikan, pembentukan APMI telah melewati sebuah proses panjang.

Baca Juga: Turun Rp 6.000, harga emas Antam hari ini jadi Rp 970.000 per gram, Selasa (22/12)

APMI diinisiasi pada tahun 2018 oleh para alumni metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang terpanggil untuk mendukung semangat hilirisasi mineral dan batu bara (minerba) yang digalakkan oleh pemerintah dengan terbitnya UU Minerba No. 4 tahun 2009 dan UU No. 3 tahun 2020 serta UU Perindustrian No. 3 tahun 2014.

“Inisiasi tersebut kemudian dilanjutkan dengan melakukan  jejak pendapat dan diskusi di kalangan profesional, perguruan tinggi, maupun dari mahasiswa di bidang keilmuan metalurgi,” ujar Helminton dalam siaran pers yang diterima Kontan, Selasa (22/12).

Hasil survei menunjukan animo yang besar untuk membentuk wadah di bidang metalurgi yang akhirnya menjadi pondasi untuk memulai penyusunan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) serta sosialisasi rencana deklarasi pembentukan APMI.

Acara deklarasi APMI sendiri dihadiri oleh 210 peserta dan diresmikan bersama-sama oleh Menteri ESDM yang diwakili oleh Staf Khusus Kementerian ESDM Irwandy Arif, Menteri Pertahanan yang diwakili oleh Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan Sri Yanto, Direktur Jenderal Kementerian ESDM Ridwan Djamaludin, Kepala BPPI Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi, serta Direktur Jenderal Ilmate Kemenperin yang diwakili oleh Direktur Industri Logam Budi Susanto.

Secara umum, para pejabat menyampaikan dukungan penuh terhadap pembentukan APMI dan berharap organisasi ini bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam meningkatkan pengembangan hilirisasi mineral logam di dalam negeri dari industri hulu pertambangan hingga ke industri logam dan turunannya, termasuk industri pertahanan nasional.

Lebih lanjut, untuk kepentingan anggotanya, APMI juga diharapkan mampu meningkatkan kompetensi SDM dan menjadi wadah jejaring profesionalitas untuk manggapai daya saing bangsa di bidang keilmuan metalurgi.

Tak hanya pemerintah, perguruan tinggi juga mendukung penuh pembentukan APMI. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Syoni Soepriyanto dan Dr. Zulfiadi Zulhan lewat orasi ilmiah.

Dalam orasinya, Zulfiadi menyebutkan bahwa banyak tantangan dalam menjalankan hilirisasi mineral logam dalam negeri. Salah satu di antaranya adalah penguasaan teknologi. Sebab, teknologi berperan penting dalam kesuksesan hilirisasi, sehingga diharapkan asosiasi ini bisa membantu pemerintah dalam mempercepat penguasaan teknologi.

Helminton pun mengumumkan posisi Ketua dan Sekjen APMI periode 2021—2023, yaitu Bouman T. Situmorang dan Muhammad Hanafi.

Dalam sambutannya, Bouman mengajak semua pihak untuk bergabung dalam APMI dan memberi masukan kepada pengurus terkait program dan kegiatan APMI ke depan. Hal ini supaya APMI dapat memberikan sumbangan nyata untuk perkembangan industri metalurgi di Indonesia.

Selanjutnya: Industri nasional dinilai memerlukan bioteknologi untuk pengelolaan limbah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×