kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asosiasi Tilapia Indonesia Terbentuk, Begini Respons KKP


Jumat, 01 Desember 2023 / 18:53 WIB
Asosiasi Tilapia Indonesia Terbentuk, Begini Respons KKP
ILUSTRASI. Budidaya ikan nila di Desa Ponggok, Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. KKP) memberikan sambutan positif terhadap pembentukan Asosiasi Tilapia Indonesia (ATI).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan sambutan positif terhadap pembentukan Asosiasi Tilapia Indonesia (ATI). KKP berharap organisasi ini, yang mencakup pelaku usaha bisnis tilapia, dapat berkolaborasi dalam mengembangkan seluruh aspek bisnis tilapia, mulai dari budidaya hingga pengolahan.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu mengatakan, tilapia memiliki potensi besar untuk dikembangkan, terutama karena nilai pasar global ikan nila yang signifikan. 

Data dari Future Market Insights 2023 menunjukkan bahwa nilai pasar ikan nila global pada tahun ini diperkirakan mencapai US$ 13,9 miliar, dan diprediksi akan meningkat menjadi US$ 21,6 miliar dalam 10 tahun mendatang. "Potensi budidaya tilapia dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara," harap Haeru dalam siaran pers, Jumat (1/12).

Baca Juga: Hari Ikan Nasional 2023, Perikanan Indonesia Bagikan 650 Paket Ikan ke Generasi Emas

Haeru dalam mengapresiasi terbentuknya ATI, menyatakan bahwa sebelumnya belum ada komunitas nasional yang memadukan pelaku usaha hulu-hilir tilapia. Berdasarkan informasi, ATI didirikan pada tanggal 10 Agustus 2023 di Bandung sebagai wadah untuk menyatukan para pelaku bisnis tilapia dari berbagai sektor.

Ia berharap bahwa dengan keberadaan resmi ATI, komunikasi antarpihak akan meningkat, dan semua pihak dapat bekerja sama menghadapi tantangan bersama. Haeru menegaskan pentingnya kerjasama antara pemerintah, akademisi, perusahaan, dan masyarakat pembudidaya untuk mencapai tujuan program yang telah ditetapkan.

Dalam konteks peningkatan produksi tilapia di Indonesia, KKP telah membangun Modeling Budi Daya Nila Salin Berbasis Kawasan di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang. Proyek ini diharapkan dapat menjadi percontohan klaster budidaya ikan nila salin.

Haeru menyoroti pentingnya konsolidasi dalam menghadapi tantangan pengembangan budidaya tilapia di Indonesia. Melalui ATI, diharapkan dapat terjadi konsolidasi produksi tilapia Indonesia dan pemasarannya.

Baca Juga: Sambut Harkannas 2023, KKP Siapkan Beragam Kegiatan Menarik

Alwi Tunggul Prianggolo, yang resmi dilantik sebagai Ketua ATI 2023-2028, adalah seorang pembudidaya ikan nila salin di pantura Jawa. Ia mengungkapkan bahwa budidaya ikan nila salin dapat memberikan keuntungan yang signifikan dan mengajak semua pelaku bisnis tilapia untuk bergabung dan berkolaborasi. 

Alwi juga menekankan tiga poin penting dalam budidaya ikan nila salin, yaitu standardisasi, pemanfaatan lahan dengan konsep ekonomi biru, dan penggunaan induk dan benih ikan yang standar.

Harapannya, industri tilapia Indonesia dapat menjadi berdaya saing dan berkelanjutan, sehingga kesejahteraan para pembudidaya tilapia terus meningkat. Alwi menambahkan bahwa ikan nila tidak hanya memenuhi permintaan pasar lokal, tetapi juga pasar internasional, khususnya Amerika Serikat (AS).

Data menunjukkan bahwa AS mendominasi sebagai tujuan ekspor utama ikan nila Indonesia, mencapai 62% dari total ekspor, dengan bentuk produk utama berupa filet beku. Selain AS, negara tujuan ekspor lainnya termasuk Kanada (14%) dan Uni Eropa (8%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×