kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aspadin Prediksi Pertumbuhan Penjualan AMDK Dapat di Atas 5% pada 2022


Kamis, 08 September 2022 / 17:07 WIB
Aspadin Prediksi Pertumbuhan Penjualan AMDK Dapat di Atas 5% pada 2022
ILUSTRASI. Aspadin yakin industri air minum dalam kemasan (AMDK) nasional tetap berada dalam arah yang positif di sisa tahun 2022. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) yakin industri air minum dalam kemasan (AMDK) nasional tetap berada dalam arah yang positif di sisa tahun 2022.

Ketua Umum Aspadin Rachmat Hidayat mengatakan, pada tahun 2021 lalu penjualan produk-produk dari industri AMDK mampu tumbuh sekitar 4%-5%. Prospek positif industri AMDK masih berlanjut pada tahun ini.

Apabila kondisi ekonomi nasional tetap stabil dan kebijakan pemerintah tetap mendukung dunia bisnis, maka Aspadin memperkirakan kinerja penjualan AMDK dapat tumbuh di atas 5% pada tahun 2022. “Tren penjualan tahun 2022 kami harapkan akan lebih baik dari 2021 lalu,” imbuh dia, Kamis (8/9).

Baca Juga: Rencana Pelabelan BPA pada Air Kemasan Berpotensi Menimbulkan Beragam Masalah Baru

Rachmat menilai, adanya kebijakan kenaikan harga BBM akan berpengaruh terhadap biaya transportasi dan logistik produsen AMDK. Transportasi sendiri dianggap menjadi salah satu komponen penting bagi industri AMDK.

Ini mengingat rata-rata pabrik AMDK berlokasi di daerah perdesaan yang dekat dengan sumber air. Alhasil, diperlukan rantai distribusi yang andal untuk mengantarkan produk air mineral sampai ke konsumen yang banyak tinggal di kota.

Aspadin pun mengaku pihaknya masih menghitung dampak kenaikan harga BBM terhadap industri AMDK, termasuk kebijakan terkait harga produk tersebut ke depannya.

Baca Juga: Hajatan, Resepsi dan Tahlilan Memompa Permintaan Air Kemasan

Tidak hanya BBM, secara umum kenaikan harga komoditas energi pada dasarnya punya dampak bagi industri AMDK. Sebagai contoh, para produsen AMDK membutuhkan banyak kemasan plastik yang proses produksinya membutuhkan minyak mentah.

Terlepas dari itu, para pelaku industri AMDK masih optimistis bahwa kebijakan pemerintah tetap membawa efek yang kondusif bagi sektor tersebut. “Kami masih mengupayakan pertumbuhan kinerja yang tentu membutuhkan investasi, baik berupa perluasan pabrik ataupun pembangunan fasilitas baru,” pungkas Rachmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×