Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
“Kondisi harga minyak yang rendah seperti yang sudah beberapa kali terjadi harus ditanggapi dan menjadi acuan dalam menyusun rencana kerja perusahaan jangka panjang,” terang John.
Lebih lanjut, perusahaan migas swasta dalam negeri akan memperhatikan perkembangan harga minyak global dan respons pemerintah terkait mitigasi dampak pandemi Corona sebelum mengambil langkah antisipasi bisnis.
Di sisi lain, perusahaan-perusahaan hulu migas swasta menengah dan kecil dalam negeri terancam kesulitan untuk bersaing karena tidak mendapat ruang berinvestasi akibat sumber dana yang relatif terbatas, namun tetap harus menanggung risiko penurunan harga minyak global.
Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, Aspermigas melihat bahwa para pelaku usaha hulu migas nasional sangat berharap akan adanya insentif keberpihakan dalam berbisnis.
Hal ini agar kemandirian dan kedaulatan persediaan energi berbasis migas dan produk bernilai tambah dari migas akan lebih cepat tercapai.
Baca Juga: Aspermigas: Virus corona bisa beri efek negatif bagi industri migas Indonesia
Aspermigas mengusulkan agar sumber dana pinjaman eksplorasi migas dapat disediakan dan diawasi oleh pemerintah. Harapannya, beberapa perusahaan hulu migas nasional yang mendapat dana pinjaman eksplorasi tersebut akan mampu menemukan cadangan migas baru.
“Dari jumlah penemuan cadangan itu akan bisa mengembalikan seluruh pinjaman dana yang diberikan,” jelas John.
Sebagai informasi, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange kontrak pengiriman Juni 2020 turun 14,11% ke level US$ 14,55 per barel pada Senin (27/4) pukul 15.55 WIB.
Adapun minyak dunia jenis Brent di ICE Futures kontrak pengiriman Juni 2020 juga terkoreksi 3,68% ke level US$ 20,65 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News