kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aspermigas: Anjloknya harga minyak akan timbulkan respons beragam pebisnis


Senin, 27 April 2020 / 17:12 WIB
Aspermigas: Anjloknya harga minyak akan timbulkan respons beragam pebisnis
ILUSTRASI. Ilustrasi Pompa angguk tambang minyak.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan harga minyak dunia di tengah pandemi Corona cukup memukul industri minyak dan gas (migas) di Indonesia, terutama di sektor hulu.

Asosiasi Perusahaan Migas Indonesia (Aspermigas) pun menilai akan ada sejumlah respons yang diambil para pelaku usaha hulu migas di Indonesia dalam menyikapi penurunan harga minyak akibat malapetaka virus Corona.

Salah satunya, perusahaan migas multinasional atau International Oil Company (IOC) umumnya menganggap bahwa Indonesia tidak lagi kompetitif dalam menarik investasi di hulu migas bila berkaca pada kondisi terkini.

Baca Juga: Harga minyak turun dalam, perusahaan migas asing mungkin akan tunda proyek hulu

Tambahan lagi, publik internasional menuntut IOC supaya memberi perhatian lebih besar terhadap aspek dampak lingkungan.

IOC diharapkan dapat meningkatkan investasi yang difokuskan kepada pembuatan bahan bakar cair dan gas serta pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan.

Sementara itu, di tengah kondisi seperti sekarang, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor hulu migas tetap harus meneruskan program kerja yang sudah dirancang sembari meningkatkan efisiensi biaya.

“Tujuannya supaya para pelaku di sektor penyediaan barang dan jasa migas nasional tetap bergiat,” ungkap Ketua Umum Aspermigas John Karamoy dalam paparan yang diterima Kontan, Senin (27/4).

Perusahaan BUMN migas ini umumnya menguasai wilayah kerja yang berukuran besar, namun dengan produksi minyak bumi yang cenderung rencah per kilometer persegi wilayah kerja.

Aspermigas menilai, program kerja jangka panjang mesti difokuskan untuk mencari cadangan migas baru dan meningkatkan faktor pengurasan dari cadangan yang sudah ada.

“Kondisi harga minyak yang rendah seperti yang sudah beberapa kali terjadi harus ditanggapi dan menjadi acuan dalam menyusun rencana kerja perusahaan jangka panjang,” terang John.

Lebih lanjut, perusahaan migas swasta dalam negeri akan memperhatikan perkembangan harga minyak global dan respons pemerintah terkait mitigasi dampak pandemi Corona sebelum mengambil langkah antisipasi bisnis.

Di sisi lain, perusahaan-perusahaan hulu migas swasta menengah dan kecil dalam negeri terancam kesulitan untuk bersaing karena tidak mendapat ruang berinvestasi akibat sumber dana yang relatif terbatas, namun tetap harus menanggung risiko penurunan harga minyak global.

Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, Aspermigas melihat bahwa para pelaku usaha hulu migas nasional sangat berharap akan adanya insentif keberpihakan dalam berbisnis.

Hal ini agar kemandirian dan kedaulatan persediaan energi berbasis migas dan produk bernilai tambah dari migas akan lebih cepat tercapai.

Baca Juga: Aspermigas: Virus corona bisa beri efek negatif bagi industri migas Indonesia

Aspermigas mengusulkan agar sumber dana pinjaman eksplorasi migas dapat disediakan dan diawasi oleh pemerintah. Harapannya, beberapa perusahaan hulu migas nasional yang mendapat dana pinjaman eksplorasi tersebut akan mampu menemukan cadangan migas baru.

“Dari jumlah penemuan cadangan itu akan bisa mengembalikan seluruh pinjaman dana yang diberikan,” jelas John.

Sebagai informasi, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange kontrak pengiriman Juni 2020 turun 14,11% ke level US$ 14,55 per barel pada Senin (27/4) pukul 15.55 WIB.

Adapun minyak dunia jenis Brent di ICE Futures kontrak pengiriman Juni 2020 juga terkoreksi 3,68% ke level US$ 20,65 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×