kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   42.000   1,86%
  • USD/IDR 16.651   -7,00   -0,04%
  • IDX 8.187   3,23   0,04%
  • KOMPAS100 1.141   -3,03   -0,26%
  • LQ45 835   -2,29   -0,27%
  • ISSI 283   -1,10   -0,39%
  • IDX30 439   -1,72   -0,39%
  • IDXHIDIV20 506   -3,14   -0,62%
  • IDX80 128   -0,48   -0,37%
  • IDXV30 137   -1,32   -0,95%
  • IDXQ30 139   -0,66   -0,47%

Astra Agro Lestari (AALI) Bocorkan Strategi Perkuat Daya Saing Sawit Nasional


Jumat, 31 Oktober 2025 / 10:17 WIB
Astra Agro Lestari (AALI) Bocorkan Strategi Perkuat Daya Saing Sawit Nasional
ILUSTRASI. Perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - PANGKALAN BUN. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) terus melakukan berbagai inovasi untuk memperkuat daya saing sekaligus menjawab tantangan produktivitas dan keberlanjutan industri kelapa sawit nasional.

Langkah ini sejalan dengan visi Astra Agro untuk menjadi perusahaan agrobisnis paling produktif dan inovatif di dunia, yang diwujudkan melalui kegiatan riset dan pengembangan (R&D).

Perusahaan memiliki pusat R&D di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, yang telah menghasilkan berbagai bibit unggul serta pupuk hayati yang mampu meningkatkan produksi sekaligus menjaga kelestarian keanekaragaman hayati.

Baca Juga: Ekalya (ELPI) Pertahankan Profitabilitas, Tambah Armada dan Bidik Pasar Timur Tengah

Senior Vice President Research and Development Astra Agro Lestari, Cahyo Wibowo menegaskan bahwa kegiatan riset merupakan bagian penting dari implementasi visi dan misi perusahaan.

Cahyo bilang sejak awal berdiri, Astra Agro telah menanamkan semangat untuk menjadi perusahaan paling produktif dan inovatif di dunia. 

"Karena itu, investasi jangka panjang melalui riset merupakan hal yang tidak bisa diabaikan,” ujar Cahyo di Pangkalan Bun, Kamis (30/10).

Cahyo menerangkan salah satu fokus utama riset Astra Agro adalah pengembangan biokontrol sebagai solusi ramah lingkungan dalam pengelolaan hama dan penyakit tanaman, sekaligus mendukung program ketahanan pangan nasional. Biokontrol sendiri memanfaatkan musuh alami, mikroba, atau produk turunannya untuk menekan populasi hama dan penyakit tanpa ketergantungan pada pestisida sintetis.

“Sejak R&D kami berdiri pada 2008, pengembangan biokontrol telah menjadi salah satu pilar utama. Upaya ini bukan hanya mengurangi polusi lingkungan dan risiko kesehatan, tetapi juga memperkaya keanekaragaman hayati serta mendukung pertanian cerdas iklim (climate-smart agriculture),” tambahanya.

Cahyo mengakui, menemukan berbagai solusi dan inovasi baru bukanlah hal mudah. Tantangan sering muncul, terutama ketika tujuan akhirnya adalah mendukung kepentingan nasional agar industri kelapa sawit tetap menjadi penopang penting perekonomian Indonesia.

Namun, Astra Agro meyakini bahwa kunci keberhasilan riset dan pengembangan terletak pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Dus, perusahaan secara konsisten berinvestasi dalam peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM di seluruh lini organisasi.

Berkat komitmen tersebut, hasil program riset berkelanjutan mulai terlihat nyata. Sejak 2013, R&D Astra Agro telah melakukan riset hingga berhasil mengembangkan pupuk hayati Astra Efficient Microbe (Astemic), yang berasal dari mikroba unggul hasil isolasi di kebun Astra Agro sendiri.

 

Inovasi ini tidak hanya meningkatkan kesehatan tanah dan penyerapan unsur hara, tetapi juga membuat penggunaan pupuk lebih efisien dengan menekan ketergantungan terhadap pupuk anorganik hingga 25%. 

Pengurangan penggunaan pupuk anorganik ini turut membantu menurunkan emisi karbon dan menjadi bukti nyata penerapan prinsip pertanian berkelanjutan. Melalui rencana kerja sama dengan BRIN, perusahaan berupaya melanjutkan pengembangan inovasi ini agar menghasilkan formulasi pupuk hayati baru yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Tak hanya itu, pada tahun 2020 Astra Agro juga meluncurkan tiga varietas unggul kelapa sawit hasil pengembangan internal, yaitu AAL Lestari, AAL Sejahtera, dan AAL Nirmala. Ketiganya dirancang untuk meningkatkan produktivitas tanpa perluasan lahan. 

Lima tahun kemudian, pada 2025 ini, Astra Agro kembali merilis bibit unggul generasi terbaru dengan berbagai penyempurnaan, yakni DxP AAL Nirmala MRG, DxP AAL Lestari MRG, dan DxP AAL Sejahtera MRG. Ketiga varietas ini memiliki ketahanan terhadap penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma), salah satu ancaman utama bagi perkebunan kelapa sawit. Varietas baru tersebut melengkapi tiga varietas sebelumnya yang telah terbukti unggul dalam hal produktivitas. 

“Penyakit Ganoderma telah menyebar luas di beberapa wilayah seperti Sulawesi Barat dan Sumatera. Karena itu, kami berupaya mengembangkan varietas yang memiliki ketahanan moderat terhadap penyakit ini, disertai praktik kultur teknis yang baik agar tetap menghasilkan produktivitas tinggi,” jelasnya.

Selain memiliki ketahanan terhadap penyakit, varietas terbaru ini juga dirancang untuk mencegah partenokarpi atau buah kempet, sehingga kualitas buah tetap terjaga. Dengan kombinasi produktivitas tinggi, ketahanan penyakit, dan efisiensi budidaya, Astra Agro berharap varietas ini dapat menjadi solusi bagi industri sawit nasional dalam menghadapi tantangan global di masa mendatang.

Baca Juga: PTPN IV PalmCo Dorong Petani Sawit Naik Kelas

Sementara itu, Direktur Perbenihan Perkebunan Kementerian Pertanian, Ebi Rulian, menambahkan pupuk hayati serta varietas bibit unggul hasil inovasi Astra Agro diharapkan mampu memberikan manfaat besar bagi kemajuan industri kelapa sawit nasional.

Menurut Ebi, penggunaan pupuk hayati sangat bermanfaat untuk mengurangi dampak residu pupuk anorganik yang dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas tanah baik dari aspek fisika, kimia, maupun biologi. 

"Demikian pula, pemanfaatan biokontrol dan benih unggul bermutu sangat diharapkan untuk meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu kelapa sawit serta produk olahannya,” terang Ebi.

Selanjutnya: Waspada! Gunung Semeru Erupsi Ratusan Kali Dalam 24 Jam

Menarik Dibaca: Cuma 3 Hari, Promo A&W Weekend Deals Tawarkan Paket Hemat Mulai Rp 85.000-an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×