Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat wabah corona, pemerintah seluruh dunia memberikan dukungan ke warga mereka, seperti dana kompensasi. Mengambil kesempatan dalam kesempitan, para penipu online berupaya keras mengais keuntungan dari musibah ini dengan kejahatan siber
Mencoba mengurangi dampak pandemi ini, pemerintah di seluruh dunia mengambil langkah-langkah untuk mendukung bisnis dan warga negara melalui keringanan pajak, skema kompensasi, pemberian stimulus, dan sejenisnya. Mengutip rilis Kaspersky yang diterima Kontan.co.id, Selasa (9/6), pemberian dana kompensasi memang sangat rentan aksi penipuan. Termasuk di dunia maya.
Misalnya email yang menyatakan bahwa Anda dapat mengklaim jumlah tertentu sebagai bentuk bantuan terkait pandemi, Jangan buru-buru senang, cek dulu sana-seni. Banyak spam saat ini menggunakan pembayaran terkait pandemi sebagai umpan untuk mendistribusikan malware. Anda mungkin diminta untuk membuka lampiran atau mengklik tautan dalam pesan untuk mendapatkan dana yang dijanjikan.
Sebagai contoh, scammers yang menargetkan pengguna di Brasil. Scaammers berpromo. pemerintah telah menghapus pembayaran listrik karena pandemi. Memang tidak bisa begitu berhenti membayar. Tapi Anda harus mendaftar online menggunakan tautan dalam pesan. Meskipun tautan tersebut tampaknya mengarah ke situs web pemerintah, alamat pengirim email terlihat tidak resmi.
Anda mungkin juga menerima tawaran bantuan dari organisasi internasional dan bahkan negara lain. Para dermawan asing itu Nnmpak sangat royal. Misalnya, seseorang dengan nama Kristalina Georgieva dari International Monetary Fund (IMF) tampaknya membagikan hampir satu juta euro.
Program ini memberikan kompensasi kepada mereka yang harus berada di rumah selama pandem. Dan diklaim merupakan inisiatif bersama China. Untuk menerima uang, pengguna harus menghubungi pihak kantor menggunakan alamat Gmail di email Mereka yang merespons kemungkinan akan diminta untuk membayar semacam biaya pemrosesan, tanpa dana tersebut, transfer dianggap tidak dapat dilanjutkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News