kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahan baku bijih plastik murah, Trinseo Materials Indonesia beli sesuai kebutuhan


Rabu, 22 April 2020 / 20:57 WIB
Bahan baku bijih plastik murah, Trinseo Materials Indonesia beli sesuai kebutuhan
ILUSTRASI. PT Trinseo Materials Indonesia


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen bijih plastik PT Trinseo Materials Indonesia terus memantau peluang penurunan harga bahan baku pembuatan bijih plastik di tengah penurunan minyak dunia yang anjlok.

Seperti diketahui, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 di Nymex anjlok sekitar 306% ke level -US$ 37,63 per barel pada Selasa (21/4) pukul 03:10 WIB atau turun 306%. 

Harga minyak bahkan sempat menyentuh titik terendah sepanjang masa -US$ 40,32 per barel. Penurunan harga minyak disebabkan kelebihan pasokan minyak AS ditambah dengan aktivitas ekonomi dan industri yang terhenti akibat pandemi virus corona. 

Baca Juga: Dampak corona, utilisasi pabrik Trinseo Materials Indonesia turun di awal kuartal II

Dony Wahyudi, Regional Sales Manager SEA & ANZ  PT Trinseo Materials Indonesia menyebutkan penurunan harga minyak dunia berpeluang membuat harga monomer, bahan baku pembuatan bijih plastik, menjadi turun apabila pasokan bahan baku di rantai produksi hulu memadai. 

Menurut hitungan Dony, efek penurunan harga minyak dunia terhadap harga monomer akan bisa terlihat pada 2 - 3 minggu ke depan.

“Kemungkinan penurunan ada saja meskipun rantai produksi dari minyak ke polymer cukup panjang, namun ini tentunya juga tergantung pasokan di level up stream seperti naphta dan monomer,” kata Dony kepada Kontan.co.id pada Rabu (22/4).

Kendati demikian, hal ini tidak serta merta membuat Trinseo Materials Indonesia memiliki keinginan untuk memperbanyak stok bahan baku. Kalaupun penurunan harga bahan baku memang terjadi, pembelian bahan hanya akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan rencana produksi yang ada.

Keputusan ini bukannya tanpa alasan. Menurut Dony, Trinseo Materials Indonesia tengah dihadapkan pada kondisi permintaan yang lesu. Pasalnya, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah membuat banyak pabrik menutup kegiatan operasionalnya. 

Sementara, pabrik yang masih melakukan kegiatan produksi umumnya hanya beroperasi dengan tingkat utilisasi sebesar 20%-40% saja dari total kapasitas terpasang. Hal ini pada gilirannya menekan penjualan domestik Trinseo Materials Indonesia.

Baca Juga: Plastik kena cukai, Trinseo bakal wait and see untuk tambah kapasitas

Kondisi permintaan pasar yang lesu sendiri sudah mulai dirasakan oleh Trinseo Materials Indonesia di bulan April. Berdasarkan proyeksi Dony, penjualan domestik  Trinseo Materials Indonesia di bulan April hanya akan mencapai 4.000 metrik ton (MT). 

Kondisi yang demikian diperkirakan masih akan berlanjut di bulan Mei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×