Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Siantar Top Tbk (STTP) terus meramu strategi bisnis menyesuaikan tantangan yang terus berubah di tengah kondisi global saat ini.
Direktur Utama Siantar Top Armin mengatakan, saat ini pihaknya secara berkesinambungan melakukan review ke semua produknya, mana saja yang perlu dinaikkan harganya dan mana saja yang harganya masih dipertahankan.
“Jadi kami me-review produk mana yang standarnya harus diadjust karena jika dilihat situasi pasar dan produknya juga berbeda-beda,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (26/6).
Kenaikan harga jual bukan hanya karena dipicu naiknya harga gandum saja, tetapi ada sejumlah faktor lainnya.
Dalam perhitungan harga pokok penjualan (HPP), Siantar Top tidak hanya memperhitungkan bahan bakunya saja, tetapi juga materi lain termasuk kemasan.
Saat ini, hampir semua bahan baku harganya semakin mahal karena tantangan biaya pengapalan yang tinggi.
Baca Juga: Siantar Top (STTP) Raup Penjualan Rp 1,18 Triliun pada Kuartal I-2022
Dengan adanya sejumlah tantangan ini, STTP memilih melakukan penyesuaian harga jual ke sejumlah produknya misanya saja produk biskuit dan snack mie.
Tidak memerinci berapa kenaikan harganya, Armin menegaskan bahwa kenaikan harga saat ini belum sampai dua kali lipat dari harga sebelumnya. Adapun penyesuaian harga jual juga diiringi dengan strategi menaikkan kelas produk tersebut menjadi lebih baik dari yang lalu dan khusus diterapkan pada pasar modern.
“Meski ada tantangan tersebut, bisa dilihat sampai dengan kuartal I 2022 kinerja STTP masih terus tumbuh baik itu top line maupun bottom line,” ujarnya.
Melansir laporan keuangan STTP di tiga bulan pertama tahun ini, STTP mencatatkan penjualan neto senilai Rp 1,18 triliun atau naik 15,68% yoy atau dibandingkan kuartal 2021 yang senilai Rp 1,02 triliun.
Penjualan neto STTP pada kuartal I 2022 terdiri atas penjualan lokal sebesar Rp 1,09 triliun dan penjualan ekspor sebesar Rp 93,95 miliar.
Sejalan dengan pertumbuhan penjualan, STTP mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 164,19 miliar, meningkat 6,12% yoy dibandingkan realisasi pada kuartal I-2021 sebesar Rp 154,72 miliar.
Armin mengatakan, untuk kinerja di paruh kedua tahun ini pihaknya masih terus membaca situasi dan terus memperbarui strategi agar sesuai dengan kondisinya. Menurutnya saat ini perencanaan bisnis tidak bisa dibuat normal selayaknya sebelum-sebelumnya.
“Jadi harus punya strategi membaca situasi yang terjadi sekarang, harus benar-benar konsentrasi karena situasi global berubah sangat cepat,” kata Armin.
Baca Juga: Siapkan Dana Capex Rp 350 Miliar, Ini Rencana Bisnis Siantar Top (STTP) Tahun 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News