Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, memilih untuk tidak berkomentar terkait rencana pembelian 50 unit pesawat oleh PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Managing Director of Boeing Commercial Marketing untuk Asia Timur Laut, Asia Tenggara, dan Oseania, David Schulte, mengatakan bahwa detail negosiasi maupun kesepakatan pembelian merupakan ranah maskapai dan pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Boeing Lirik Indonesia, Pasar Potensial untuk Pesawat Jumbo 777X
“Saya serahkan kepada pihak maskapai atau pemerintah untuk menjawab pertanyaan spesifik terkait negosiasi atau kesepakatan mereka,” ujar Schulte dalam media briefing eksklusif Boeing Commercial Market Outlook (CMO) 2025–2044 di Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Meski enggan membahas lebih jauh, Schulte menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar penting di kawasan.
Menurutnya, kebutuhan pembaruan armada di Tanah Air mendesak, mengingat usia rata-rata pesawat di Indonesia mencapai hampir 15 tahun, tertua di Asia Tenggara.
“Dengan melihat besarnya pasar Indonesia dan jumlah pesawat di kawasan ini, ada banyak armada yang harus segera diganti,” jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Lukman F. Laisa, menyampaikan bahwa pengiriman 49 unit pesawat Boeing untuk Garuda dijadwalkan mulai 2031. Rinciannya, 30 unit Boeing 737 MAX dan 20 unit Boeing 787 Dreamliner.
Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menambahkan, dari total pesanan 50 unit, baru satu unit pesawat yang sudah diterima Garuda. Sisanya akan dikirim secara bertahap mulai 2031–2032.
Baca Juga: Boeing: Indonesia Butuh 600 Pesawat Baru dalam 20 Tahun ke Depan
Sebagai bagian dari restrukturisasi keuangan yang telah disahkan pada Juni 2025, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) juga mengonfirmasi dukungan pendanaan hingga US$1 miliar atau sekitar Rp16,37 triliun untuk Garuda Indonesia.
Dana tersebut akan dialokasikan untuk memperkuat perawatan armada (MRO), optimalisasi bisnis, hingga restrukturisasi jangka panjang.
Pada tahap awal, Danantara menyalurkan pinjaman pemegang saham senilai Rp6,65 triliun atau sekitar US$405 juta.
Rencana pembelian armada baru ini juga sejalan dengan arahan pemerintah. Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menegaskan keinginannya agar Garuda memperkuat posisinya sebagai maskapai kebanggaan nasional.
Bahkan, pembelian pesawat dikaitkan dengan negosiasi tarif impor pesawat dari 32% menjadi 19% yang tengah dibicarakan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Baca Juga: Korean Air Cetak Rekor, Pesan 103 Pesawat Boeing Senilai US$50 Miliar
“Garuda harus menjadi lambang Indonesia. Kita bertekad untuk membesarkan Garuda,” tegas Prabowo pada Juli lalu.
Meski begitu, Boeing tetap berhati-hati dalam menanggapi spekulasi pembelian ini, sembari menegaskan komitmennya untuk terus menjalin kerja sama dengan maskapai di Indonesia.
Selanjutnya: Coretax Dinilai Jadi Tonggak Penting dalam Reformasi Perpajakan
Menarik Dibaca: Film Legenda Kelam Malin Kundang Rilis Teaser Poster dan Teaser Trailer
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News