Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mencatatkan kinerja keuangan positif sepanjang 2021, setelah di tahun 2020 membukukan hasil yang kurang menggembirakan.
Mengacu laporan keuangan tahun 2021, BNBR meraih laba bersih di atas Rp 98 miliar. Adapun di sepanjang tahun 2020, emiten ini menderita kerugian bersih Rp 930 miliar.
Pencapaian kinerja 2021 mengindikasikan BNBR mampu mengatasi efek negatif pandemi Covid-19 yang memukul ekonomi Indonesia dan dunia selama dua tahun belakangan.
Direktur Utama dan CEO BNBR, Anindya N. Bakrie menyatakan, pencapaian ini diraih melalui upaya yang tidak mudah. "Alhamdulillah, kerja keras dan langkah-langkah efisiensi yang kami tempuh berdampak positif. Kami yakin ini akan terus berlanjut, seiring dengan bergulirnya sejumlah proyek strategis yang kini tengah kami kerjakan," kata dia, dalam keterangan resminya, Jumat (1/4).
Baca Juga: Harga BBM Shell Naik per 2 April, Ini Perbandingan dengan Pertamina
Saat ini BNBR fokus menggarap sejumlah proyek, antara lain di bidang elektrifikasi transportasi, khususnya bus listrik yang dikembangkan PT VKTR Teknologi Mobilitas. Kemudian proyek energi baru dan terbarukan (EBT) yang digarap PT Helio Synar, serta proyek-proyek infrastruktur energi lainnya.
Dalam laporan keuangan full year 2021, indikator finansial BNBR memperlihatkan pencapaian yang lebih baik dibandingkan tahun 2020.
Dari sisi top line, pendapatan bersih BNBR masih turun 3% year-on-year (yoy) menjadi Rp 2,38 triliun di sepanjang 2021. "Pendapatan bersih kami memang turun 3%, namun dipulihkan dengan penurunan harga pokok penjualan (HPP) sebesar 11% yang berdampak pada naiknya laba kotor sebesar 70% menjadi Rp 418 miliar di tahun 2021," Direktur Keuangan BNBR, Hendrajanto M. Sakti.
Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Menggenjot Kapasitas Produksi Untuk Pasar Dalam Negeri
Di saat yang sama, beban usaha BNBR turun 25% sehingga berhasil mencatatkan laba usaha sebesar Rp 24,2 miliar pada 2021. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami rugi usaha Rp 279,1 miliar.
Sejak beberapa tahun belakangan ini BNBR konsisten melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki posisi keuangan, terutama dengan merestrukturisasi utang serta menjalankan program cost reduction dan menjalani efisiensi di tingkat operasional anak-anak usaha.
Bakrie & Brothers akan terus melanjutkan program restrukturisasi utang yang telah dimulai sejak tahun 2016. Saat ini, upaya mencari titik temu dengan beberapa kreditur untuk mencapai kesepakatan restrukturisasi utang masih terus dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News