kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Bangun storage BBM, Pertamina investasi US$ 1,23 M


Jumat, 25 September 2015 / 20:35 WIB
Bangun storage BBM, Pertamina investasi US$ 1,23 M


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Pertamina (Persero) berencana untuk membangun infrastruktur BBM untuk mengembangkan sektor hilir. Pasalnya, kebutuhan BBM di Indonesia yang sangat tinggi memerlukan cadangan operasional yang lebih besar.

Saat ini cadangan BBM Pertamina baru mencapai 17-19 hari, sementara pemerintah menargetkan Pertamina bisa memiliki cadangan BBM mencapai 30 hari.

Pentingnya cadangan operasional tersebut karena sebagian besar crude di Indonesia merupakan produk impor terutama dari negara-negara di Timur Tengah.

"Pemerintah tidak merasa aman. Cadangan Penyangga Energi (CPE) ini bisa sebagai last resource dan bisa menjadi jaminan kalau ada gangguan. Bila kota punya storage yang banyak, kita tidak akan mudah terganggu kalau ada gangguan dari penyuplai yang ada," ujar VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegero dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jumat (25/9).

Wianda menyebut cadangan operasional Indonesia masih paling rendah dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara. Ditambah dengan Indonesia yang sampai saat ini tidak memiliki cadangan penyangga. Untuk itu, Pertamina tengah menyiapkan langkah untuk meningkatkan cadangan operasional.

Untuk itu Pertamina berencana membangun infrastruktur BBM agar cadangan operasional bisa menjadi 30 hari. Pertamina membutuhkan tangki penyimpanan dengan total kapasitas BBM sebesar 7,02 juta kiloliter (KL).

Sampai saat ini, Pertamina baru memiliki cadangan sebesar 3,96 juta KL dan masih memerlukan penambahan cadangan 3,06 juta KL. Sementara untuk pipanisasi BBM memerlukan panjang pipa hingga mencapai 2,239 km. Saat ini pipanisasi BBM baru mencapai 1,283 km dan diperlukan penambahan sebesar 956 km.

Untuk membangun infrastruktur BBM tersebut, Pertamina siap menggelontorkan investasi mencapai US$ 1,63 miliar. Yang penggunaannya terdiri dari dana investasi untuk membangun storage sebesar US$ 1,23 miliar dan investasi untuk membangun pipanisasi sebesar US$ 0,4 miliar.

Meskipun Pertamina sudah berkomitmen untuk melakukan investasi tersebut, namun ke depannya, Pertamina tidak menutup peluang untuk juga menggandeng pihak swasta baik lokal maupun investor luar negeri. "Tapi kami maunya tetap sebagai pemimpin proyek,"katanya.

Saat ini Pertamina tengah melakukan pemetaan proyek mana saja yang akan dibangun dengan menggandeng swasta. Kabarnya sudah banyak investor yang ingin masuk dalam pembangunan infrastruktur BBM tersebut. Tinggal Pertamina menyeleksi calon yang akan menjadi rekanannya itu.

 
Selain membangun tangki penyimpanan di dalam negeri, Wianda juga menyebut perseroan berencana untuk mengakuisisi storage di luar negeri. Kriteria storage yang menjadi incaran Pertamina adalah yang dekat dari Indonesia sehingga bisa menghemat ongkos transportasi.

"Kalau kita bangun baru kan butuh waktu. Tinggal nanti aspek keekonomian dan keandalan operasional saja yang akan kami lihat seperti mencari storage dengan harga beli yang terbaik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×