Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
Industri Dukung Lewat Gerakan Listrik Aman
Kesadaran pentingnya instalasi aman juga didorong oleh industri. Schneider Electric Indonesia meluncurkan Gerakan Listrik Aman, yang mendukung langsung program rumah layak huni.
“Kami melatih ribuan instalatur bersertifikat di 10 kota besar agar setiap rumah dibangun sesuai standar,” ujar Martin Setiawan, President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste.
Mengacu Undang-Undang (UU) No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, setiap instalasi wajib memiliki Sertifikat Laik Operasi (SLO).
Pemeriksaan dilakukan oleh Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah (LIT-TR) yang terakreditasi Kementerian ESDM. Tanpa SLO, instalasi tidak boleh disambungkan ke jaringan PLN.
Untuk masyarakat tak mampu, pemerintah menyediakan program BPBL (Bantuan Pasang Baru Listrik) dengan instalasi listrik bersertifikat.
Namun, tantangan masih muncul dalam bentuk minimnya teknisi bersertifikat di luar kota besar dan persepsi bahwa RCCB mahal.
“Padahal dibanding kerugian akibat kebakaran, biaya RCCB sangat kecil,” ujar Martin.
Baca Juga: Schneider Electric Jadi Perusahaan Paling Berkelanjutan versi Corporate Knights
Menuju Rumah Layak yang Aman dan Cerdas
Schneider juga mengembangkan solusi Wiser Smart Home yang memungkinkan pemantauan kelistrikan secara real-time dan otomatis.
Perusahaan ini mendorong agar standar keselamatan listrik seperti PUIL 2020 diterapkan lebih luas, termasuk untuk rumah subsidi.
“Keamanan listrik harus jadi hak dasar, bukan kemewahan. Semua pihak pemerintah, industri, dan Masyarakat punya peran penting,” pungkas Martin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News