kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

BBM naik, Suzuki akan revisi target


Selasa, 18 November 2014 / 11:54 WIB
BBM naik, Suzuki akan revisi target
ILUSTRASI. PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) membukukan laba bersih sebesar Rp 63,46 miliar di kuartal I-2023.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kenaikan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi sebesar Rp 2.000 per liter mulai diberlakukan Pemerintah dini hari tadi, Selasa (18/11). Industri sepeda motor coba mencari celah untuk tidak terlalu terkena imbas dari kenaikan ini.

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) R2 menyayangkan kenaikan BBM subdisi ini yang sifatnya mendadak. Suzuki memprediksi akan ada pengaruh yang bersentuhan langsung pada penjualan kendaraan roda dua di akhir tahun ini.

"Jujur saja pasti akan ada pengaruhnya ke penjualan, kenaikan ini cukup mendadak. Tapi kita belum bisa prediksi sampai berapa lama. Biasanya kalau harga BBM naik, yang lain juga ikut naik termasuk inflasi yang akan meninggi," jelas Endro Nugroho, Senior Director Motorcycle Sales and Marketing PT SIS R2 saat dihubungi KompasOtomotif, Selasa (18/11/2014).

Endro melanjutkan, saat ini kondisinya mengharuskan masyarakat untuk berpikir bagaimana mensiasati kenaikan ini dengan melakukan kegiatan yang bisa mengurangi dampak dari naiknya harga-harga.

"Mereka harus lebih bijak waktu melakukan belanja dan memilih barang. Ini bisa kami manfaatkan dengan menggembleng produk terbaru kami. Suzuki Address bisa jadi pilihan karena punya konsumsi bahan bakar yang irit," lanjut Endro.
 
Suzuki roda dua kemungkinan besar juga akan melakukan revisi target di akhir tahun ini. Namun, Endro belum bisa menginformasikan berapa angka yang akan dikoreksi. "Mau tidak mau kita koreksi pasar, tapi saya belum tahu berapa revisinya." (Azwar Ferdian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×