Reporter: Vina Elvira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melihat prospek industri konstruksi di sisa tahun ini hingga 2026 mendatang cukup positif. Pandangan tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur nasional.
Corporate Secretary WIKA Ngatemin menyatakan, hingga Agustus 2025, WIKA berhasil meraih kontrak baru senilai Rp 5,25 triliun.
Kontrak tersebut didominasi oleh sektor industri penunjang konstruksi sebesar 49,82%, infrastruktur dan gedung sebesar 33,81%, energi dan industrial plant sebesar 7,49%, serta lainnya berasal dari sektor properti dan investasi.
Berdasarkan segmen pemberi kerja, capaian kontrak baru WIKA tersebut berasal dari proyek BUMN sebesar 38,68%, proyek swasta sebesar 38,51%, dan proyek pemerintah sebesar 20,61%.
Baca Juga: Kontrak Baru Wijaya Karya (WIKA) Capai Rp 5,24 Triliun, Ini Rinciannya
“Komposisi ini menunjukkan peran aktif WIKA dalam mendukung program pembangunan nasional, sekaligus menjaga diversifikasi portofolio melalui peluang di sektor non-pemerintah,” ungkap Ngatemin, kepada Kontan.co.id, Minggu (12/10/2026).
Selain itu, WIKA juga turut berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui perolehan proyek-proyek irigasi yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan efisiensi pengelolaan sumber daya air di kawasan pertanian.
Beberapa proyek yang tengah dikerjakan antara lain Rehabilitasi Jaringan Irigasi Jambi, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kalimantan Utara, serta Pembangunan Irigasi Blimbing.
Dengan raihan kontrak baru tersebut, hingga saat ini Perseroan memiliki kontrak berjalan (orderbook) sebesar Rp39,53 triliun yang dapat diproduksi hingga tahun mendatang.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Garap Proyek Irigasi Belimbing, Nilainya Rp 51,4 Miliar
Di sisi lain, komitmen pemerintahan untuk menjalankan program waste to energy juga menjadi peluang bagi WIKA yang telah memiliki portofolio kuat di bidang tersebut, seperti di antaranya pembangunan pengolahan sampah menjadi energi terbarukan (RDF) di Rorotan, Jakarta
“Manajemen pun memandang prospek industri konstruksi pada 2026 cukup positif,” tuturnya.
Dari sisi kinerja keuangan, WIKA terpantau kembali mencatatkan rugi bersih di semester I 2025. Rugi bersih WIKA tercatat mencapai Rp1,66 triliun sepanjang Januari–Juni 2025, berbalik dari posisi laba Rp401,95 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan kinerja WIKA diawali dengan koreksi pendapatan bersih. WIKA membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 5,85 triliun per semester I 2025, turun 22,25% dari raihan pada periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 7,53 triliun.
Segmen infrastruktur dan gedung menjadi kontributor utama pendapatan, yakni Rp 2,34 triliun. Lalu, segmen industri Rp 1,61 triliun, serta segmen energi dan industrial plant Rp 1,53 triliun.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Fokus Tuntaskan Proyek, meski Skema PMN Beralih ke Danantara
Selanjutnya: SKK Migas Bidik Kenaikan Produksi Migas Lewat Regulasi Baru Sumur Rakyat
Menarik Dibaca: Cimory Bagi Dividen Interim Rp 100, Kesempatan Beli Saham CMRY hingga Jumat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News