kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini kata Aspemigas soal insentif bagi industri migas yang terpukul wabah corona


Minggu, 10 Mei 2020 / 11:25 WIB
Begini kata Aspemigas soal insentif bagi industri migas yang terpukul wabah corona


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Corona (Covid-19) dan anjloknya harga minyak mentah dunia telah membuat industri hulu minyak dan gas bumi (migas) sempoyongan. Di tengah tekanan kondisi tersebut, pemberian insentif diharapkan bisa menjaga perusahaan migas untuk tetap bertahan dalam memitigasi dampak pandemi.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) John S. Karamoy menjelaskan, perusahaan migas khususnya yang menerima kontrak jangka panjang di sektor hulu sejatinya telah memperhitungkan proyeksi keekonomian proyek migas. Hal itu dihitung dengan mempertimbangkan kasus lokal maupun global seperti pergerakan supply dan demand, begitu juga dengan fluktuasi harga minyak.

Baca Juga: Kilang Pertamina RU II Dumai tetap beroperasi penuh di masa pandemi corona

Namun, kondisi pandemi Covid-19 telah membuat kondisi menjadi sangat rumit. "Kondisi ekonomi dunia yang terpuruk dalam dua bulan terakhir akibat covid-19 adalah di luar dugaan dan hanya dalam hitungan minggu harga minyak bumi terjun bebas," kata John kepada Kontan.co.id akhir pekan ini.

Menurutnya, National Oil Company (NOC) khususnya pelaku hulu migas nasional swasta, akan menghadapi tekanan akibat tren penurunan harga minyak, yang mana biaya operasi bisa menjadi lebih tinggi dari harga jual minyak.

Bila kondisi ini berkepanjangan, sambung John, agar NOC swasta bisa tetap berproduksi secara ekonomis maka diperlukan insentif berupa pinjaman modal (capex) berbunga rendah untuk dana pengembangan. "Dengan pembukuan depresiasi yang dipercepat, akan sangat membantu memperkuat cash flow," imbuh John.

Sementara itu, jika diperkirakan dampak Covid-19 berlangsung lebih lama atau hingga tahun 2021 mendatang, maka diperlukan juga pembebasan bea masuk dan pajak impor terhadap barang kapital yang mendukung kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan. Hal itu dinilai akan sangat membantu untuk mempertahankan produksi dan menghindari pengurangan karyawan.

Baca Juga: Super Energy (SURE) berhasil catatkan laba bersih meski pendapatannya turun di 2019

Dengan melihat kondisi saat ini, John juga berpandangan bahwa bentuk insentif lebih dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan penyedia barang dan jasa di hulu migas.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×