kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini kesiapan sejumlah perusahaan migas hadapi 2020


Minggu, 01 Desember 2019 / 21:40 WIB
Begini kesiapan sejumlah perusahaan migas hadapi 2020
ILUSTRASI. Petugas melintas di depan jaringan pipa minyak di kilang unit pengolahan (Refinery Unit) V, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (23/10/2019). Refinery Unit V memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah 260 MBSD setara 25 persen dari kapasitas 'intake' nasi


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang tutup tahun, sejumlah perusahaan migas mulai menyiapkan strategi demi raihan optimal di 2020 mendatang.

Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menuturkan, pada tahun 2020 mendatang perusahaan menargetkan produksi gas sebesar 85 ribu BOPD dan gas sebesar 925 mmscfd.

Baca Juga: Bos Medco Energi Hilmi Panigoro buka suara soal opsi cost recovery atau gross split

"Untuk itu pemboran sumur eksplorasi sebanyak 10 sumur dan sumur pengembangan sebanyak 100 sumur," terang Nanang ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (1/12).

Nanang mengaku pihaknya optimistis dengan target yang dicanangkan. Pertamina EP berharap para lapangan-lapangan yang baru dikembangkan serta melalui optimalisasi Plan of Development sejumlah lapangan seperti Jati Asri, Bambu Besar serta Akasia Bagus.

"Semuanya itu di Jawa Barat, dari Sumatera Selatan semoga struktur Tundan bisa mulai alirkan gas sekitar 10 mmscfd," terang Nanang.

Baca Juga: Fleksibilitas kontrak migas tengah dikaji, pemerintah akan tampung masukan investor

Lebih jauh Nanang mengungkapkan, pada tahun 2020, laju penurunan menjadi tantangan tersendiri. Pertamina EP memproyeksi decline rate masih berkisar di angka 30%. Selain itu, overlap area migas dan kehutanan turut menjadi tantangan bagi Pertamina EP.

Menanggapi opsi Kementerian ESDM yang membuka kembali opsi skema bagi hasil cost recovery, Nanang menilai hal ini akan berdampak bagi industri migas.

"Fleksibilitas seperti ini akan disambut positif pelaku industri, sebab investor memiliki pilihan menyesuaikan dengan kondisi tertentu," tutur Nanang.

Baca Juga: Kaji fleksibilitas skema investasi migas, ESDM timbang lagi skema cost recovery




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×