Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
Ia pun memastikan Pertamina tetap akan mengadopsi cost recovery hingga kontrak selesai pada 2035 mendatang.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati bilang pada 2020 mendatang pihaknya menargetkan produksi minyak sebesar 84 ribu bopd dan gas sebesar 822 mmscfd.
"Pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 6 sumur, pengembangan 51 sumur dan workover sebanyak 50 sumur," ungkap Meidawati kepada Kontan.co.id, Minggu (1/12).
Baca Juga: Kejar laba US$ 2,2 miliar di tahun depan, begini strategi Pertamina
Meidawati menambahkan, ada sejumlah tantangan yang menanti antara lain fluktuasi harga minyak yang diprediksi akan membuat tingkatan supply lebih besar daripada permintaan.
Selain itu, perubahan pasar gas sebut Meidawati berpotensi menurunkan harga gas secara global. Menanggapi fleksibilitas kontrak bagi hasil antara gross split dan cost recovery, Meidawati mengungkapkan PHE secara prinsip akan mendukung keputusan pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM.
Dihubungi terpisah, meskipun enggan mengungkapkan soal rencana dan target di 2020, ExxonMobil Indonesia mengaku siap menjalin kerja sama dengan pemerintah.
Baca Juga: Pertamina Bakal Menggenjot Sektor Hulu Migas
"Kami terus bekerja sama dengan Pemerintah untuk memaksimalkan produksi guna membantu memenuhi pertumbuhan kebutuhan energi Indonesia dengan aman dan andal," jelas Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Azi N. Alam kepada Kontan.co.id, Minggu (1/12).
Sementara itu, Pengamat Energi dari Reformer Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan, ada harapan yang lebih baik dari sisi internal (pemerintah) di tahun 2020 mendatang.