Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
Penurunan paling dalam dijumpai pada segmen biji plastik. Berdasarkan laporan keuangan PBID, penjualan biji plastik merosot hingga 39,07% yoy menjadi Rp 305 miliar di akhir Maret 2020 lalu. Sementara itu, segmen lain-lain mencatatkan kinerja yang prima dengan tumbuh 27,49% yoy dari Rp 51,92 miliar menjadi Rp 66,20 miliar.
Sejauh ini, Lukman belum bisa memastikan tren penurunan harga bahan baku akan kembali berlanjut di kuartal kedua atau tidak, sebab kini baru ada data bulan untuk April dan Mei 2020.
“Di bulan April harga masih stabil,” kata Lukman.
Baca Juga: Ada pandemi corona, kinerja Satyamitra Kemas Lestari (SMKL) di semester I 2020 loyo
Karena itu, dia pun masih enggan membeberkan proyeksi kinerja di triwulan kedua secara keseluruhan. Yang pasti, PBID masih memandang tahun 2020 secara optimis.
Oleh karenanya, PBID masih yakin target peningkatan pendapatan usaha tahun 2020 yang dipatok sebesar 10% dibanding realisasi tahun lalu masih bisa tercapai.
Upaya diversifikasi juga dilakukan oleh PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Demi menjaga kinerja, emiten dengan kode saham YPAS ini akan mengalihkan sebagian produksi untuk membuat karung beras yang permintaanya dinilai masih stabil di tengah pandemi corona (covid-19).
“Hal ini mengingat banyaknya organisasi dan individu yang membutuhkan karung beras untuk bantuan sosial di masa pandemi Covid-19 ini,” kata Direktur YPAS Rinawati, beberapa waktu lalu.
Tetapi perusahaan juga melihat, bahwa kuartal kedua tahun ini akan menjadi periode yang cukup menantang karena pandemi corona di Indonesia dan beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor perusahaan belum teratasi secara sempurna.
Baca Juga: PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) Memperkuat Produksi Karung Beras
Belum lagi, pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah juga membuat pelanggan industri menjadi cenderung mengerem pembelian.
Namun demikian, dengan strategi yang telah disiapkan, YPAS masih optimis bisa membukukan kinerja semester I 2020 yang lebih baik dibanding periode sama tahun lalu. Apalagi, YPAS juga masih melakukan kajian pasar guna memetakan industri-industri dengan peluang permintaan kemasan yang masih menjanjikan untuk dimasuki ke depannya.
“Tetapi hal ini masih dalam proses sehingga kami belum bisa memastikan dan menginformasikannya,” pungkas Rinawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News