kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.676   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.522   -48,37   -0,56%
  • KOMPAS100 1.180   -7,88   -0,66%
  • LQ45 857   -6,19   -0,72%
  • ISSI 299   -0,47   -0,16%
  • IDX30 443   -3,74   -0,84%
  • IDXHIDIV20 513   -5,47   -1,05%
  • IDX80 133   -0,97   -0,73%
  • IDXV30 136   -0,47   -0,35%
  • IDXQ30 142   -1,30   -0,91%

Begini Prospek Bisnis Komponen Otomotif Nasional pada 2025


Rabu, 05 Maret 2025 / 07:30 WIB
Begini Prospek Bisnis Komponen Otomotif Nasional pada 2025
ILUSTRASI. KONTAN/Muradi/2013/08/21. Industri komponen otomotif nasional dihadapkan oleh peluang sekaligus tantangan bisnis sepanjang tahun 2025 berjalan.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri komponen otomotif nasional dihadapkan oleh peluang sekaligus tantangan bisnis sepanjang tahun 2025 berjalan.

Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor Hamdani Dzulkarnaen Salim menyampaikan, tren penjualan komponen otomotif di segmen original equipment manufacturer (OEM) tampaknya tidak jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Ini mengingat, proyeksi penjualan mobil nasional dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) hanya berada di level 900.000 unit pada 2025. 

Angka tersebut tidak terpaut jauh dibandingkan realisasi penjualan mobil nasional pada tahun sebelumnya yakni 865.723 unit (kategori wholesales). Dengan begitu, potensi pertumbuhan permintaan komponen untuk kendaraan roda empat baru relatif lebih terbatas.

Baca Juga: Industri Manufaktur Masih Ekspansif, Menperin Singgung Tantangan Produk Impor

Sebaliknya, para produsen komponen berpotensi memaksimalkan cuan dari penjualan produk di segmen aftermarket. Sebab, kebutuhan komponen atau suku cadang pengganti tergolong besar dan pasarnya selalu ada terlepas dari dinamika kondisi ekonomi nasional.

“Pasar aftermarket dipengaruhi oleh jumlah unit kendaraan yang beroperasi,” ujar dia, Selasa (4/3).

GIAMM juga menyebut, tidak menutup kemungkinan para produsen komponen mulai mendiversifikasi bisnisnya dengan mengembangkan komponen untuk kendaraan listrik, baik roda empat ataupun roda dua. Apalagi, pasar kendaraan listrik di Indonesia sudah mulai tumbuh seiring kehadiran berbagai merek dan model baru dalam beberapa tahun terakhir.

“Semuanya tentu bergantung supply-demand, jika permintaannya (komponen kendaraan listrik) naik, pasti banyak yang berusaha menyuplainya,” ungkap Hamdani.

Di sisi lain, GIAMM juga menyoroti tren pelemahan kurs rupiah yang terus berlarut hingga kini. Ketidakpastian ini tentu memberatkan bagi pabrikan komponen yang harus mengimpor kebutuhan sebagian bahan bakunya.

Alhasil, para produsen komponen harus melakukan berbagai upaya penghematan dan pengurangan biaya di bidang yang lain. “Kenaikan harga produk adalah pilihan terakhir,” pungkas dia.

Baca Juga: Bridgestone Bidik Pasar Ban Kendaraan Listrik di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×