Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) menyiapkan sejumlah strategi untuk memaksimalkan kinerja di sisa tahun ini.
Sekretaris Perusahaan IMPC Lenggana Linggawati mengatakan, IMPC akan tetap fokus pada strategi pertumbuhan berkelanjutan dan memperkuat daya saing di pasar di sepanjang 2025.
Untuk mendukung pertumbuhan ini, Impack Pratama menargetkan perluasan jangkauan pasar ke negara-negara ASEAN lainnya, serta ke Australia dan Selandia Baru.
Saat ini, IMPC telah bekerjasama dengan SCG Roofing Company Limited (SCGR) untuk mendistribusikan atap Alderon di Thailand, serta terus mengoptimalkan ekspor ke Filipina dan Malaysia, didukung dengan penambahan mesin atap Alderon RS di pabrik IMPC di Malaysia.
Baca Juga: Impack Pratama Industri (IMPC) Genjot Kinerja di Semester II-2025, Begini Strateginya
“Selain itu, perusahaan berharap dapat mempercepat sinergi dengan Mulford Holdings Pty Ltd, perusahaan distributor bahan bangunan ternama di Australia dan Selandia Baru yang telah diakuisisi pada kuartal II tahun lalu,” ungkap Lenggana, kepada Kontan.co.id, pekan lalu.
Merujuk laporan keuangan perusahaan, IMPC tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 937,24 miliar per kuartal I-2025. Angka ini meningkat 2,9% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 911,17miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun, kontribusi penjualan ekspor tercatat sebesar Rp 309,35 miliar atau setara 33% dari total pendapatan IMPC. Sedangkan untuk penjualan domestik, angkanya sebesar Rp 646,93 miliar.
Menurut Lenggana, kinerja ekspor IMPC pada awal tahun 2025 belum terlalu terpengaruh oleh ketidakpastian tensi perdagangan global.
Maka dari itu, IMPC pun tetap melihat peluang pertumbuhan ekspor ke depan, terutama jika situasi geopolitik membaik.
Manajemen sendiri menargetkan penjualan dan laba bersih masing-masing sebesar Rp4,2 triliun dan Rp600 miliar pada tahun ini.
Pihaknya berupaya mengejar target tersebut di semester kedua nanti, lantaran demand di semester pertama cenderung lebih soft, salah satu alasannya karena perayaan libur lebaran yang bertepatan pada bulan Maret-April sehingga hari kerja menjadi lebih sedikit.
“Kami optimistis dapat mengejar target yang telah ditetapkan pada semester 2 mendatang,” tandasnya.
Dari sisi bottom line, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 152,45 miliar, atau lebih tinggi dibandingkan Rp 150,81 miliar pada posisi yang sama tahun sebelumnya.
Selanjutnya: Peluang Akselerasi Ekonomi 2025 Terbuka Lewat Sinergi Kebijakan dan Sektor Unggulan
Menarik Dibaca: Cara Buat NPWP Online dari rumah, Dijamin Gampang dan Simpel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News