Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Martina Berto Tbk. (MBTO) memandang positif prospek industri kosmetika Indonesia. Setelah waktu yang cukup menantang selama paruh pertama tahun, perseroan menyiapkan berbagai strategi untuk menggenjot kinerja paruh kedua.
Untuk diketahui, penjualan MBTO selama semester I-2025 turun dua digit, yakni 18,41% secara tahunan menjadi Rp 186,88 miliar. Sejalan dengan itu, lini bisnis kosmetik yang tadinya menjadi motor utama pendapatan juga turun hingga 25,33% secara tahunan menjadi Rp 99,25 miliar.
Direktur Utama MBTO Bryan David Emil Tilaar menyebut, penurunan kinerja perseroan ini pada dasarnya terjadi seiring kondisi makro yang memang kurang baik.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Kantongi Kontrak Baru Rp 4,78 Triliun hingga Juli 2025
“Memang sekarang ini terjadi penurunan daya beli terhadap barang konsumsi, walaupun ekonomi Indonesia tumbuh menurut data BPS,” kata Bryan kepada Kontan, Senin (25/8/2025).
Dus menurutnya pasar kosmetika pun, baik di domestik dan global, turut mengalami kelesuan.
Namun ia mengaku perseroan sudah menyiapkan sejumlah strategi, di antaranya dengan memperkuat brand dan customer equity, melakukan konsolidasi di rantai pasok (supply chain) penjualan, pemasaran, hingga keuangan dan sumber daya manusia (SDM).
Tak hanya itu, MBTO juga bakal mempertahankan dan terus mengembangkan unit-unit bisnisnya, seperti PT Cedefindo (CEDEF) dan PT Tara Parama Semesta (TPS) yang mengelola Martha Tilaar Shop.
Upaya lainnya adalah dengan mempertahankan dan memperkuat jaringan ekspor yang saat ini sudah menyasar Malaysia, Singapura, Brunei, dan Asia Pasifik. Bryan membeberkan, sejauh ini ekspor MBTO berkontribusi sekitar 6% terhadap total bisnis perseroan.
Di luar itu, Bryan menilai prospek industri kosmetika Indonesia masih sangat positif. “Dalam delapan tahun terakhir, baik volume maupun value terus meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan 7%–9% per tahun,” sebutnya.
Menurutnya potensi juga hadir dari indie brand alias pemain lokal. Bryan bilang pengusaha-pengusaha dari level ini memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri dengan memaksimalkan pangsa pasar yang belum tergarap pemain besar.
“Potensinya besar ke depan. Kami dengan senang hati kerja sama dengan para business shareholders indie brand,” ungkapnya.
Baca Juga: Segar Kumala (BUAH) Berencana Stock Split Saham dengan Rasio 1:2
Selanjutnya: Para Pialang Kakap Wall Street Ini Prediksi The Fed Pangkas Bunga 25 Bps Bulan Depan
Menarik Dibaca: Alternatif Olahraga Anak, Baby Shark Run 2025 akan Hadir di Jakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News