kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.278.000   -12.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.691   38,00   0,23%
  • IDX 8.275   111,21   1,36%
  • KOMPAS100 1.154   17,76   1,56%
  • LQ45 844   12,45   1,50%
  • ISSI 286   3,78   1,34%
  • IDX30 443   6,51   1,49%
  • IDXHIDIV20 512   8,80   1,75%
  • IDX80 130   2,06   1,61%
  • IDXV30 137   1,09   0,80%
  • IDXQ30 141   2,17   1,57%

Begini strategi PP Properti (PPRO) mengelola lahan demi menghemat capex


Senin, 26 Agustus 2019 / 18:23 WIB
Begini strategi PP Properti (PPRO) mengelola lahan demi menghemat capex
ILUSTRASI. Paparan publik PT PP Properti Tbk (PPRO)


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki semester II 2019, emiten pengembang properti, PT PP Properti Tbk (PPRO, anggota indeks Kompas100) agresif membangun properti residensial berupa apartemen (highrise) dan rumah tapak (landed house).

Untuk menunjang upaya itu, emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2015 ini melakukan aksi pengetatan pengeluaran capex dan percepatan cash in dengan menggandeng Bank Tabungan Negara (BTN).

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) anggarkan capex hingga US$ 600 juta

PPRO sendiri tengah tahun ini telah menambah arus modal kerja atau capex dari Rp 1 triliun menjadi Rp 1,2 triliun yang dialokasikan untuk pembangunan hotel, mengalirkan setoran modal ke anak perusahaan, membangun properti komersial seperti Kid-Zania, lalu membayar cicilan hutang pembelian lahan dari tahun sebelumnya.

"Sementara untuk meningkatkan cash in dengan suku bunga 5%, kami membuat konsumen lebih tertarik dengan KPA dibandingkan instalment. Kami menggandeng BTN untuk ini," ucap Nanang Siswanto, Direktur Independen sekaligus Direktur Pengembangan Bisnis dan HCM PPRO di BEI, Senin (26/8).

Lebih lanjut, PPRO menyampaikan aksi pengetatan penggunaan capex dilakukan dengan mengolah lahan milik sendiri (self owned) dengan membangun properti residensial seperti landed house dan highrise, serta melakukan pembangunan baru dengan sangat selektif.

Sampai tengah tahun, penyerapan capex baru sekitar Rp 40% atau sekitar Rp 400 miliar.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) masih mencari tambang emas baru




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×