Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
Perolehan kontrak baru tersebut mencatatkan adanya peningkatan perolehan kontrak baru pada sektor jasa pertambangan sebesar 11% dibandingkan dengan tahun 2022.
Dari sisi kinerja keuangan, PPRE membukukan kenaikan pendapatan sebesar 6,2% year on year (yoy) per kuartal I-2024 menjadi Rp 840,31 miliar dibandingkan Rp 790,69 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun secara bottom line, laba bersih tahun berjalan PPRE selama kuartal pertama 2024 terpantau mengalami penurunan secara tahunan menjadi Rp 1,14 miliar, dibandingkan Rp 47,13 miliar di tahun 2023.
Baca Juga: PP Presisi (PPRE) Targetkan Kontrak Baru Sebesar Rp 8 Triliun di Tahun 2024
Arzan mengungkap, penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh belum optimalnya utilisasi alat berat yang digunakan terhadap proyek-proyek yang didapatkan pada pertengahan tahun 2023.
“Sehingga awal tahun 2024 alat yang digunakan masih belum optimal, kami harapkan optimalisasi di tahun 2024 untuk dapat mengenerate revenue dan laba,” ujar Arzan.
Pada tahun ini, PPRE menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sekitar Rp 300 miliar-Rp 350 miliar. Hingga kuartal pertama lalu, pihaknya telah menyerap dana capex 2024 sebanyak Rp 120 miliar dengan mayoritas realisasi 80% pada alat mining, 19% pada alat sipil dan 1% pada persewaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News